Hujan bernyanyi di luar sana. Seperti sebuah lagu sendu yang iramanya senada dengan senandung yang mengalun malu-malu di hatimu. Perlahan air itu jatuh memecah sunyi. Hanya dalam sepersekian detik, waktu menjadi riuh, dan akhirnya menjadi gaduh.
Saat itu aku sedang bersama sepi sebelum akhirnya dia terusir riuh. Aku sedang menikmati sore setelah lelah berkutat pada baju-baju setrikaan tiga hari yang sepertinya sedang berlomba dengan gedung-gedung kota untuk menjadi yang lebih tinggi.
Tiba-tiba sebuah sms masuk, dari kawan lama.
"Hati-hati hujan! Menurut ilmu pengetahuan modern, hujan terbukti dapat memicu kegalauan. Apakah Anda galau?"
Aku tertawa. Bagaimana dia bisa tahu? Di sini aku sedang berada di balik jendela. Menunggu munculnya kembali matahari yang sekarang tertutup awan abu-abu. Mungkin kau bertanya matahari yang mana. Boleh ku jawab? Matahari yang sama, Mentari Pelupuk Senja.
13 Desember 2011
16:27
mbak Yas .. lama banget gak bukak blog ya ?
ReplyDeleteMaklum dek kalo updatenya lama, sekarang kelas 3. :D
ReplyDeleteEaaa, Yasmin malah nggalau.
ReplyDeleteahihihihi . . oke penulis len
ReplyDeleteamiin .. :p
ReplyDeletekau hebat...dan berbakat, sedangkan aku,...ah, aku taktau...
ReplyDeleteGud luck ;D