This is a special post for my special friend, Ayu Sholikhah, who has helped me to find the way out from that deepest GALAU. Thanks for Ayuk. Without her, maybe I am still confused whether I should continue this struggle or just being a loser who always keep the fears and cannot be brave to make a dream.
Dulu aku mengenalnya hanya sebatas 'dia', penghuni kelas tetangga ketika kelas X. Kerap bertemu, tapi tak tahu nama. Galak, ketus, sinis, preman, tomboy, dan lain-lain. Begitulah kiranya gambaran umum sosok ayuk bagi seorang aku saat itu.
Di kelas XI, kami pun satu kelas. Dan akhirnya aku tahu namanya Ayu Sholikhah. Tapi aku mengenalnya hanya sebatas Ayu Sholikhah.
Di kelas XII, aku mulai mengenalnya sebagai lebih dari seorang Ayu Sholikhah. Dia adalah anak perempuan beraura laki-laki yang bergolongan darah O, tidak suka diatur, ambisus, idealis, pecinta Hitler, cerita sejarah, fisika, Einstein, Julia Peres, suka nyanyi padahal suaranya unyu, dan satu lagi yang menonjol dari dia adalah bakat ngegombalnya. Dia juga ternyata mirip Mario Teguh Golden Ways. Di otaknya tersimpan ribuan kata motivasi yang bisa terlontar sewaktu-waktu, tanpa diminta sekalipun. Dia juga mirip penjaga pantai, pantai KEGALAUAN. Dia siap siaga mengawasi mereka yang bermain-main dengan mimpi, lalu terhanyut dalam gelombang ombak kegalauan.
#sori yuk, lebai.
Suatu hari di pelajaran matematika Bu Yayuk, program linear, dia mendekatiku. Lalu kami terlibat percakapan.
"Yas, apa kabar kedokteranmu?"
"Nggak tau yuk. Aku udah yakin pingin ambil kedokteran. Tapi bingung mau di UNS atau UGM. Aku pingin ke UGM. Tapi tau sendirilah aku kayak gimana, UNS aja mungkin ketir-ketir, mana berani aku pilih UGM?"
"Udah gak ada waktu untuk galau. Mulai sekarang tentuin tujuanmu. Kalau kamu berani KU UGM, jangan lihat yang lain. Fokus! Sejatuh-jatuhnya kamu, jangan lagi tengok ke belakang. Jalan terus!"
"Kalo aku gak berani?"
"Kenapa gak? Asal kamu tau Yas, mereka yang dapet tempat di UI, ITB, UGM, bukan cuma mereka yang pinter. Tapi mereka yang punya tekad kuat. Banyak anak yang bahkan peringkat bawah-bawah di kelas tapi bisa diterima di UI, ITB, UGM. Karena apa? Karena mereka fokus dan punya semangat."
JLEB! Kalau bukan karena ada Bu Yayuk yag lagi ngajar di depan kelas, aku mungkin udah nangis di depan Ayuk waktu itu. Sejak saat itu, aku berani ambil pilihan.
Di lain waktu, dia juga pernah bilang,
"Jadikan mimpimu nyata 5cm di depan matamu."
JLEB! Lagi-lagi dalem banget.
Dan tadi sore, waktu belajar bareng di kosnya Elprid, pas lagi serius-seriusnya ngerjain persamaan kuadrat, dia tiba-tiba bilang,
"Hey, cah. Gimana kalo besok pas kuliah aku gak bisa nemu temen kayak kalian?"
JLEB!!