Monday, March 28, 2011

Adakah Kau Lupa ?


 ADAKAH KAU LUPA ??
Album : Alami
Munsyid : Alarm Me

Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa

Memayungi dua pertiga dunia
Merentas benua melayari samudera
Keimanan juga ketaqwaan
Rahsia mereka capai kejayaan

Bangunlah wahai anak bangsa
Kita bina kekuatan jiwa
Tempuh rintangan perjuangan

Gemilang generasi yang silam
Membawa arus perubahan
Keikhlasan hati dan nurani
Ketulusan jiwa mereka berjuang

Sejarah telah mengajar kita
Budaya Islam di serata dunia
Membina tamadun berjaya
Merubah mengangkat maruah
Read More»»

Saturday, March 19, 2011

Umat Islam Dahulu

Saudaraku umat Islam sekalian sebangsa dan setanah air, pernahkah kalian berpikir mengapa umat Islam pada zaman sekarang terkesan terbelakang? Pernahkah anda berpikir mengapa Indonesia dengan jumlah muslim TERBESAR DI DUNIA tidak memiliki pengaruh besar di dunia?

Jika kita flashback ke kehidupan bertahun-tahun lalu, saat sistem kekhilafahan masih tegak, kita akan menjumpai betapa berjayanya umat Islam. Sistem kekhilafahan yaitu sistem dimana adanya komando yang terintegrasi secara global yang peranan politiknya sejalan dengan peranan agama. Pada masa itu, agama, politik, serta ilmu pengetahuan terpadu dalam satu kendali sistem kekhilafahan di bawah pimpinan seorang khalifah.

Tapi sekarang peradaban barat yang mendominasi dunia. Padahal faktanya, kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Dunia Barat sekarang seharusnya berterima kasih kepada umat Islam. Akan tetapi pada kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar ilmuwan muslim sehingga terabaikan bahkan sampai terlupakan.


Tahukan kalian tentang ilmuwan-ilmuwan muslim yang terlupakan itu? Berikut ini adalah beberapa (hanya sedikit dari sekian banyak) ilmuwan yang berkontribusi dalam kemajuan dunia :
  1. Al-Farabi, ahli filsafat Yunani yang salah salah satu karya besarnya dijaplak oleh Thomas Aquinas.
  2. Ibnu Sina, ahli kedokteran yang dikenal oleh bangsa barat dengan nama Aveciena. Beliau menulis kaidah kedokteran modern yang sekarang masih dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat. Selain itu, beliau juga menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC dan diabetes.
  3. Ibnu Rusydi, ahli fisika yang dikenal bangsa barat dengan nama Averusy.
  4. Al-Khawarizmi, penemu logaritma dan aljabar (yang membuat kita pusing di sekolah, wkwk). Beliau juga lah yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, jauh sebelum Galileo.
  5. Abu Wafa', orang yang mengembangkan trigonometri dan penemu tabel sinus dan tangen.
  6. Al-Battani, ahli astronom terbesar Islam. Beliau menemukan alat ukur gaya gravitasi, menerangkan bahwa bumi berputar pada posrosnya, serta mengukur keliling bumi, jauh sebelum Galileo.
  7. Ibnu Al-Haytsam, pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya, Kitab Al Manazhir, jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton. Beliau juga penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya, jauh sebelum Snellius.
  8. At-Tusi, melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet jauh sebelum Copernicus.
  9. Jabir Ibnu Hayyan, ahli kimia yang menemukan sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, sistem penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa, jauh sebelum Mary Mercurie.
  10. Al Majriti, membuktikan hukum ketetapan massa, 900 tahun sebelum Lavoisier.
  11. Ibnu Nafis, menulis dan menggambarkan tentang sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia. Namun Harvey yang dianggap pertama kali menemukannya.
Lalu bagaimana dengan umat Islam sekarang ? 

*Diolah dari berbagai sumber
Read More»»

Friday, March 18, 2011

Di Hoka-Hoka Bento

Saya, Annisa, Fitrop, Ayu Shol, Itasho, dan Galuh
Tidak pernah terlupakan karena ini pertama kalinya aku habis semangkuk nasi dengan sumpit murni tanpa bantuan sendok. Hahaha.
Read More»»

Tuesday, March 15, 2011

Preparing for the Mid Test


There are several things that we need to prepare for mid semester test. What are they ? Let's check them out.

  1. Materials that will be included in the test. Complete your note. You can copy your friend's note or write it by yourself. If you think that the note is not enough for you, you may borrow some books from your school library. But, it is not easy because the materials that you will learn become more widespread. So, you should be selective to accept those materials. After that, you have to learn, learn, and learn.
  2. Stationery. You should bring your own stationery that you need.
  3. Your health. Don't stay up too night for studying. Because you need a rest. If you lack of rest, your immune system will be disrupted so that you are easily get disease.
  4. Your mental. You should think that you can do it with your own ability.
  5. Doa. The most important thing that you need to prepare is doa. No matter how hard you study, Allah can make you fail easily.


To get the best result, we must do our best.
Read More»»

Friday, March 11, 2011

Pray For The World

Pray for Japan
Pray for Indonesia
Pray for Asia
"Pray for the World"

11 Maret 2011
Hari ini dunia bersimpati pada Jepang yang baru saja dilanda gempa 8,9 SR dan tsunami. Untuk seluruh penduduk dunia, semoga diberikan ketabahan kepada mereka yang kehilangan. Pray for the world. :)

NB:
Karena malas belajar, jadi malam ini aku online dan nonton tv. Kemudian di jejaring sosial dan sms, aku mendapati beberapa dari temanku berkomentar mengenai masalah ini.

"Kita doakan semoga saudara-saudara muslim kita di sana selamat."
"Mending Pray for our parents. Orangtua lebih penting daripada mereka. Toh mereka belum tentu muslim."

Setahuku, ungkapan berbelasungkawa atau simpati terhadap sesama manusia itu diperbolehkan, selama tidak memohonkan ampun dan memohonkan surga atas mereka karena orang kafir tempatnya sudah pasti adalah bukan surga.

Q.S. At-Taubah : 113-114
Q.S. Al-Mumtahanah : 8

Wallahua'lam bis showab.


Correct me if I wrong.. :)
Read More»»

Thursday, March 10, 2011

Jalaran Soko Kulino :)

Special for my lovely class, my colorful class, SCIFO. :)


"Tresno iku jalaran soko kulino.."


Memang benar pepatah Jawa yang satu ini. Bukan cinta yang membuat kita terbiasa, tapi karena terbiasa itulah tumbuhlah cinta.

Di sinilah letak kuncinya.
Jangan heran jika kamu mencintai mereka yang terbiasa di dekatmu. Dengan mereka kamu berbagi, tertawa, menangis, jatuh, dan bangkit. Bagaimana mungkin kamu tidak mencintai mereka?

Jika kamu menghendaki berhenti mencintai sesuatu, maka biarkanlah cinta itu berdiri di tempat ia tumbuh. Jangan pernah kau siram, jangan pula kau pupuk, jangan buat dirimu terbiasa lagi dengan apa yang kamu cintai. Maka cinta itu akan semakin layu, layu, dan layu. Kemudian mati.

Begitulah teorinya.
Tetapi faktanya, tidak mencintai yang telah kita cintai belum pernah menjadi perkara mudah.
Read More»»

SCIFOe Fam on Vacation [2]

Setelah puas bermain di Game Fantasia, kami jalan-jalan ke tempat jualan Ipod, ipad, dll. Uniknya, di sana kita bebas dan gratis mencoba alat di sana. Ya udah, aku tidak menyianyiakan kesempatan. Dan jujur aku mengakui, ini baru pertama kalinya aku memegang ipad dan ipod. Hehe. Laptopnya bagus banget. Bentuknya tipis mirip tissue toilet. Haha. OS yang digunakan bukan windows seperti yang ada pada komputer atau laptop kebanyakan, tapi pakai Mac OS alias OS khusus untuk komputer keluaran apple. Keren banget. Selain mencoba laptop, aku juga mencoba Ipod. Dan aku tidak bisa menggunakannya T_T. Setelah itu aku juga mencoba komputer ukuran super jumbo yang tidak menggunakan CPU. Aku kurang tahu bagaimana caranya kenapa monitor komputer bisa menyala serta bagaimana mouse dan keyboard bisa terhubung ke monitor tanpa CPU. Yang pasti, itu keren banget.

Tiba-tiba..
"Cah, kumpul sek. Hapene Dhika ilang." Ayu berbisik padaku.
Kemudian aku dan teman-teman berkumpul di depan eskalator, sejenak melupakan kekaguman pada ipad, ipod, laptop, dan komputer tanpa CPU. Sementara itu, Dhika dan beberapa orang temanku pergi ke lantai ground untuk lapor ke satpam. Sementara yang lain berpikir bagaimana cara kita mengurus hape tersebut tanpa harus ketinggalan kereta terakhir karena saat itu hari sudah sore.

Setelah itu kami menyusul Dhika ke ground. Baru saja turun dari eskalator, kami mendengar ibu-ibu berteriak dan berlari disusul dengan orang-orang di belakangnya. Aku bingung saat itu karena keadaan mall menjadi carut marut dan mencekam. Aku tahu ada bahaya datang, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sehingga aku memegang erat lengan kedua temanku yang ada di sampingku. Sementara itu teman-temanku yang lain sudah ada yang berlari untuk berlindung.

Tiba-tiba kulihat dua orang mas-mas jotos-jotosan. Badannya sampai dibentur ke tembok. Ngeri! Aku belum sempat lari waktu itu karena masih terpaku dengan apa yang kulihat. Hingga tanpa sadar, ada mas-mas di belakangku yang juga sedang berkelahi. Jadi ternyata yang jotos-jotosan tidak hanya sepasang, tapi banyak! Alhasil, aku yang lelet berpikir itu sempat terkena tendangan maut mas-mas yang jotos-jotosan di belakangku. Sakit memang. Dan baru karena tendangan itulah aku akhirnya lari. Begitu juga temanku yang kupegang erat lengannya. Kakinya kena injak mas-mas yang berkelahi, sampai merah warnanya.

Setelah para mereka yang berkelahi itu ditangkap oleh pak satpam, aku dan teman-teman yang sempat berpencar itu berkumpul kembali.

"Durung rampung masalah Dhika, saiki ono mas-mas tawuran. Wis, sesuk meneh tobat ra sah ning Amplas. Sesuk nek liburan ning TW wae ben tentrem."
"Eh, kui rak mas-mas sing nge game bareng awak dewe ning game fantasia kan?"
"Ho.o."
"Mungkin rak nek mase sing njupuk? Mau tase Dhika yo sempet ilang ning Game Fantasia."
"Mungkin banget! ayo ngomong satpam sing nyidang mas-mase. Nyuwun tulung sisan nggledhahi tase mase."

Singkat cerita, kami muter-muter. Naik ke atas, turun ke bawah, jalan ke depan, mundur ke belakang, untuk mencari hape temanku tersebut yang sialnya bukan hape miliknya, tetapi milik kakaknya. Tipe hapenya Nokia E63, cukup menarik perhatian juga karena bisa dibilang hape bagus.

Pada akhirnya, pak satpam tidak menemukan hape tersebut di tas mas-mas yang berkelahi itu. Kami terpaksa pulang tanpa memperoleh kembali hape Dhika karena kereta terakhir menuju Solo akan segera berangkat.

Kami naik Trans Jogja lagi menuju Stasiun Tugu. Kami mengira kereta terakhir berangkat pukul 18.15. Tapi ketika kami akan membeli tiket, hmm.. kereta terakhir jam 19.00. Dan baru saja jam 17.30 kereta menuju Solo berangkat. Ouhh! Kita tertinggal beberapa menit. Tapi ya sudahlah.

Akhirnya kami naik kereta Prameks terakhir pukul 19.00. Kami tiba di Solo sekitar pukul 20.00, sambil disambut oleh gerimis hujan. Kami pun pulang, tanpa oleh-oleh. Hanya cerita dan kenangan.


Pelajaran yang bisa diambil dari hari itu:

  1. Pesan abi sebelum aku berangkat ke Jogja : "Hati-hati. Barangnya dijaga baik-baik. Tas ditaruh di depan. Jangan smsan atau ngetokke dompet sak penake di tempat ramai."
  2. Kalau kamu berusaha dan kamu bener-bener laper, maka makan sumpit tidak akan sesulit yang kita kira. Wkwk.
  3. Menjadi orang luar negeri itu melelahkan dan cukup membuat badan njarem semua meskipun cuma sehari. Perginya naik kereta dan bus, setelah itu jalan kaki ke manapun kita pergi.
  4. Sahabat adalah orang yang menerimamu sebagaimana adanya. Dengan mereka kamu bisa menangis, tertawa lepas, tanpa harus menyembunyikan bagaimana dirimu sebenarnya.
Read More»»

SCIFOe Fam on Vacation [1]

9 Maret 2011
Liburan ke Jogja? Itu biasa. Jalan-jalan bareng temen-temen sekelas? Itu mah emang kerjaan kebanyakan anak SMA. Tapi SCIFOe on Vacation tanggal 9 Maret 2011 itu liburan paling ekstrim dalam perjalanan 17 tahun hidupku.


Bagi yang belum tahu,
SCIFO = SCIence FOur alias IPA 4
SCIFOe on Vacation = Liburannya anak-anak kelas IPA 4 ke Kota Jogja tanggal 9 Maret 2011

Pagi itu, aku dan teman-teman kumpul di Stasiun Balapan Solo pada pukul 08.00 WIB. Sayang sekali, dari 32 anak SCIFO, hanya 21 anak yang bisa ikut liburan. Hiks. Kami pun memesan tiket kereta Prameks yang berangkat menuju Jogja pukul 08.45. Dan akhirnya, pukul 08.45 kereta Prameks mengantarkan kami masuk dalam sebuah cerita yang kelak akan menjadi kenangan tak terlupakan.

Kami akhirnya tiba juga di Stasiun Tugu, Jogja, entah pukul berapa.

"Meh ning endi ki?"
"Mbuh ii. Mlaku wae yo ben koyo wong luar negeri."
"Ho.o, Singapore. Sisan latian dadi mahasiswa NTU (Nanyang Technologycal University)."
"Amiin."

Kemudian kami yang tanpa tujuan itu berjalan menyusuri setiap jengkal jalanan Malioboro. Kami sama sekali tidak berhenti untuk membeli sesuatu di sana. Hahaha, nasib anak nggak punya duit ya begitu itu! Di belakang halte bus Trans Jogja, kami istirahat. Dan, HOREE, rejeki datang. Bayu, temen sekelasku yang mirip sama Umar IMB, bagi-bagi makanan. Sambil makan, kami melihat peta kota Jogja yang terpampang di jalan.

"Meh ning endi ki cah?"
"Saksake wae. Sing penting bareng-bareng."
"Hmm, ngendi yaa.."
"Taman Pintar wae yo."
"Yo wes ayo, ketimbang bingung meh ning endi."

Akhirnya kami melangkahkan kaki menuju Taman Pintar. Makin terus kita jalan, makin banyak polisi di sana. Eh, ternyata kita disambut dengan demo. Mas-mas yang demo nyanyi Indonesia Raya sambil ngangkat-ngangkat tulisan "TURUNKAN SBY!!!" Weleh, weleh. Bagi yang belum pernah liat demo, tentu ini menjadi pemandangan luar biasa. Tapi dulu ketika SD dan SMP aku terbilang kerap terlibat dalam pawai, turun ke jalan, nyanyi yel-yel, angkat spanduk, dll. Meskipun bukan demo, setidaknya suasananya sudah tidak asing dilihat.

Beberapa lama setelah itu, kami sampai di Taman Pintar. Di sana kami bermain di tempat mainan anak TK, kemudian terkagum-kagum pada alat-alat yang dipampang di sana. Hahaha. Setelah itu kami pesan tiket masuk. Karena kami dianggap pelajar, jadi harga tiketnya Rp 8000. Kami akhirnya muter-muter di dalam Taman Pintar, mencoba alat peraga satu-satu sampai puas. Ada yang gayeng di sana! Ogik menciba jadi TV Broadcaster. Trus rekamannya kita copy di flashdisk. Satu pelajaran yang bisa diambil, ternyata menjadi TV Broadcaster tidak terlalu susah, karena tugas kita hanya baca script yang diletakkan tepat di bawah kamera.

Setelah itu kita naik Trans Jogja menuju Ambarrukmo Plaza. Harga satu tiketnya Rp 3000. Di sepanjang perjalanan, kami sepertinya mengganggu ketentraman penumpang di sana. Kita  ngakak-ngakak sambil teriak-teriak. Lengkap sudah.


"Eh, itu monumen apa tho?" tanya Ayu.
"Itu kan Monjali, Monumen Jogja Kembali." kata seseorang dari anggota SCIFO.
Kemudian dengan sangat memalukan, Ayu berseru, "Itu Monjali? Ya ampuun, ini baru pertama kalinya aku liat Monjali! Hahaha."
Semua SCIFO ngakak, bahkan penumpang lain di sana juga pada nahan ngakak. Wkwk.
"Ngopo tho? Itu bukan Monjali tho?" tanya Ayu.
"Salahe diapusi gelem!"


Di perjalanan pula, kami lewat universitas impian kami semua, UGM (Universitas Gadjah Mada).


"Eh, ayo kita berhenti di sini. Masuk sana trus ndaftarke nama kita di UGM buat jadi mahasiswa di sana 1,5 tahun lagi." kata Ita.
"Hahaha, lewat jalur undangan.."kataku.
"Undangan opo le le. Kita kan jalur mandiri. Jadi nggak ada ngaruhnya smansa diblacklist dari jalur undangan, soalnya kita udah daftar lewat jalur mandiri."
"Jalur mandiri?"
"Ho.o, kan ndaftar dewe, nerima dewe. Wkwk."
"Hahah, trus bar ndaftar jalur mandiri awak dewe pesen kos kosan ning kene. Ngko SCIFO ngekos bareng."
"Amiin."


Setelah lama menghancurkan ketentraman Bus Trans Jogja, kami sampai di Ambarrukmo Plaza. Kami bingung lagi mau ke mana. Tujuan kami adalah makan siang, tapi makan di mana? Akhirnya rombongan terpecah menjadi dua. Ada yang makan di KFC, ada yang di HokBen. Tapi kebanyakan memang di Hokben, termasuk aku.

"Sumpah nggak enak banget makan pakai sumpit. Kayak dunia kehabisan sendok aja." kataku.
"Aku juga nggak bisa. Ayo berjuang. Sisan latian kalau misal besok jadi murid di Jepang." kata Tika.
"Amiin."

Di HokBen, yang notabene restaurant nuansa Jepang itu, akhirnya aku sukses menghabiskan semangkuk nasi dengan sumpit murni tanpa bantuan sendok. Bangganya minta ampun. Karena sejak dulu sampai usiaku segede ini, aku nggak pernah bisa makan pakai sumpit. -.- Oiya, waktu itu aku pesen yang paling murah, haha, jadi total makan plus minum di HokBen Rp 15000.

Habis itu kita main di Game Fantasia. Seru. Paling seru pas nge-pump. Pokoknya nge-dance nge-dance gitu. Kita bermain seperti orang tolol di sana. Seharusnya cuma dipakai maksimal dua orang, tapi kita main ramai-ramai, kerja sama satu sama lain. Hahaha.

Ketika kami main di Game Fantasia, ada segerombolan mas-mas seumuran dengan kami. Sebagian ada yang pakai celana seragam SMA dengan baju atasan kaos biasa. Mereka bermain game di belakang kami. Main game jotos-jotosan.

Aku pikir, "Ah, biasa anak laki-laki."

Tapi ternyata, setelah itu kami benar-benar melihat mereka jotos-jotosan, tepat di depan mata kami.
Read More»»

Sunday, March 6, 2011

Sajak Cinta

Akulah selembar daun yang sengaja menjatuhkan diri; berharap kau mengerti itu bahasa rinduku. Dan caraku menyetuhmu.


Demi waktu dan segala sesuatu yang berkaitan dengan rindu, aku ingin sekali menyapamu, walau dengan isyarat yang tak kautahu.




Kenangan, adalah cermin, yang di dalamnya melulu bayanganmu.


Sesunyi apapun malam, kenangan selalu mampu meramaikan ingatan.


Kau sembunyikan bulan di matamu, sehingga setiap kelopak matamu terbuka, malam begitu benderang di mataku.


Pasti akan kukisahkan padamu tentang sepi yang agaknya, mulai menggugurkan rindu: daun-daunnya yang menguning, jatuh satu-satu.


Aku merindukanmu seperti denyut jam, yang terlalu lambat menghampiri senja.


Kau tahu, aku selalu ingin berbincang denganmu, meski hanya sekedar menanyakan hal-hal yang telah aku tahu.

Aku tidak mengerti, bagaimana cara Tuhan membuatku merasa kehilangan sesuatu yang belum pernah kumiliki.


Aku tengah sibuk mengemasi masa lalu, ketika tibatiba terdengar ketukan di pintu. Kenanganmu.


Ternyata rindu itu bilangan ganjil yang tak pernah habis dibagi bilangan apapun, kecuali oleh bilangan pertemuan.


Jika cinta selalu terlupa cara membasuh luka, mungkinkah senja juga lupa cara menenggelamkan dirinya?

Diambil dari twitter @sajak_cinta
Read More»»

Saturday, March 5, 2011

Kenapa Aku Memilih SMANSA? [2]

Saat itu, mulai muncul niatku untuk mendaftar SMAIT. Sayangnya orangtuaku tidak setuju, bukan karena SMAIT tidak baik,"Kalau kamu punya tujuan, ditenani dulu. Optimis biar ketrima. Jangan setengah-setengah."

"Tapi ini susah, Mi, Bi. Meskipun nantinya nilai UN-nya 90 pun belum tentu bisa diterima." kataku. Saat itu nilai UN memang belum diumumkan.

"Udah kebacut SMANSA. Ditenani SMANSA dulu aja, daftar SMAITnya gelombang 2 kalau semisal SMANSAnya nggak keterima." kata orangtuaku.

"Lhooo.. Kalo SMAIT nggak membuka gelombang 2 nanti gimana? Temen-temenku yang daftar SMAIT banyak banget." kataku.

"Ya udah, berarti PSB Online SMAN 4." Mereka menjawab santai.

Wah, lha kok penak men. SMAN 4 kan termasuk favorit. Nek misalnya nilai UNku tidak sesuai harapan kan juga nggak bisa masuk SMAN 4.

Setelah peristiwa negosiasi tersebut, aku pun menjalani serangkaian test yang ribet itu. Barulah kusadari, "Kok soalnya susah banget sih? Kayaknya kemungkinan besar nggak diterima." Perasaanku campur aduk. Yang bisa kulakukan adalah berdoa supaya diterima, kalaupun tidak diterima, semoga SMAIT membuka gelombang kedua karena aku tidak punya minat masuk SMAN 4 meskipun masuk ke sana juga susah.

Setelah itu nilai UN diumumkan. Alhamdulillah, sesuai dengan yang dicita-citakan. Dan beruntungnya lagi, SMAIT membuka gelombang kedua. Aku pun mendaftar, sekalian langsung test. Test masuknya berbeda dengan SMAN 1 Surakarta jika dilihat dari tingkat kesulitan soalnya. Harapan untuk diterima di SMAIT pun muncul. Sayangnya, test wawancara memaksaku untuk jujur bahwa aku telah mendaftar di SMAN 1 Surakarta dan hanya menjadikan SMAIT sebagai cadangan sekolah jika nanti aku tidak diterima di SMAN 1 Surakarta. Memalukan.

Berita yang sempat membuatku cemas adalah pengumuman seleksi gelombang 2 SMAIT yang seharusnya bersamaan dengan pengumuman seleksi masuk SMAN 1 Surakarta diajukan dua hari. Kenapa khawatir? Bukan apa-apa, hanya urusan administrasi sekolah. Tapi ternyata administrasi itu tidak perlu diurus karena aku malah dinyatakan sebagai siswa cadangan di SMAIT. :(

Dua hari setelah itu, SMANSA menerimaku menjadi murid di sana. Alhamdulillah.. Dan esoknya, SMAIT meneleponku, memberitahukanku bahwa aku diterima di SMAIT karena siswa yang sebelumnya diterima banyak yang mengundurkan diri. Hehe, sebenarnya aku tahu akan banyak yang mengundurkan diri karena beberapa dari mereka adalah teman-temanku yang diterima di SMAN 1 Surakarta. Tapi mau bagaimana lagi, hari itu juga aku telah mengurus daftar ulang di SMAN 1 Surakarta.

Jadi, jika ditanya kenapa memililih SMANSA, alasan yang tepat adalah karena memang aku diterimanya di tempat itu.


Read More»»

Thursday, March 3, 2011

Kenapa Aku Memilih SMANSA? [1]

Lu'lu'i Khoirunnisa', seorang adik kelasku di SD bertanya padaku, "Mbak, kok kamu pilih SMANSA kenapa? Kenapa nggak di SMAIT aja?" Hahaha, dia bukan orang pertama yang menanyakan itu sehingga bukan kali pertama juga aku mengemukakan alasanku. Dan akhirnya aku berinisiatif menuliskannya di sini supaya aku tidak perlu susah-susah menjawab pertanyaan mereka, cukup hanya dengan membagi link post ini. :D

Setiap orang memang punya cerita berbeda yang membawanya sampai ke SMANSA. Begitu juga dengan aku. Tiga tahun lalu, saat aku masih berseragam biru putih, dengan jujur aku mengakui aku memang tidak pernah menjadikan SMANSA sebagai satu-satunya pilihanku untuk melanjutkan sekolah. Apalagi sebagai siswa yang telah 9 tahun menuntut ilmu di Sekolah Islam Terpadu, tentu pilihan ini bukan hal yang mudah diambil. Di Sekolah Islam Terpadu, pendidikan agama menjadi yang utama meskipun bukan satu-satunya. Sehingga sangat dikhawatirkan benih yang telah diproses di Sekolah Islam Terpadu terkontaminasi dengan hal-hal buruk di luar sana. Yaah, tahu sendirilah bagaimana dunia sekarang ini ..

Orangtuaku menyuruhku masuk ke sekolah negeri, meskipun pada dasarnya mereka khawatir juga. Jauh sebelum aku menginjakkan kaki di kelas IX, mereka berkata, "Besok masuk SMA 4, ya.." Ya, saat itu mereka lebih menyarankanku ke SMAN 4 Surakarta dengan alasan karena SMAN 4 Surakarta termasuk SMA favorit di Surakarta yang lulusannya kebanyakan sudah pada jadi orang berhasil. Selain itu letak sekolahnya dekat dari rumah sehingga transport lebih mudah. Tapi aku menolak untuk masuk ke sana. Bukan karena aku membantah alasan yang telah kusebutkan di atas, tapi karena masalah pergaulan. Padahal sebenarnya masalah pergaulan tergantung pada individu masing-masing, bisa dibantu juga dengan proteksi orangtua. Tapi, aku terlalu khawatir keadaannya akan njeglek banget.

Ketika aku menginjak kelas IX, aku mulai memikirkan masalah SMA matang-matang. Setelah melalui pertimbangan panjang, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba masuk ke SMAN 1 Surakarta. Banyak kalangan masyarakat menganggap SMAN 1 Surakarta sebagai salah satu sekolah bergengsi di Surakarta dan persaingan untuk masuk ke sana sangatlah ketat. Memang, sih, aku nggak pinter-pinter amat. Tapi aku berpikir, "Nggak ada salahnya kan dicoba?" Setelah mendengar keputusanku, mungkin orangtuaku heran juga, "Wah, nih anak berani banget.." Hahaha.


Kenapa SMAN 1 Surakarta? Apakah karena gengsi? Not at all.
  1. Berharap dapet jalan yang lebih mudah untuk masuk PTN. 
  2. Guru insya allah berpengalaman.
  3. Fasilitas belajar cukup memadai.
  4. Lingkungan belajar insya allah kondusif.
  5. Pergaulannya mending-mending daripada sekolah negeri yang lain.
Saat itu sempat terlintas dalam pikiranku untuk melanjutkan sekolah di SMAN 3 Surakarta yang 'katanya' juga bagus. Tapi orangtuaku berkata, "Oke, kalau nggak mau di SMAN 4. Tapi jangan di SMAN 3. Jauh tempatnya. Kalo mau lajo, nanti kasian kamunya. Kalo mau ngekos, ummi-abi pikir-pikir untuk membolehkan."

Alhasil, mulai saat itu aku punya tujuan untuk meraih SMAN 1 Surakarta. Untuk mewujudkan hal itu, tentunya dibutuhkan nilai Ujian Nasional di atas 90. Akhirnya aku dan teman-teman yang juga bercita-cita masuk SMAN 1 Surakarta les bersama di Ganesha Operation. Tiga hari dalam seminggu pulang maghrib, padahal SMPku pulangnya baru jam 4 sore. Jadi kalau les sering terlambat. Hahaha. Sepulang les masih juga belajar, ndengaren. Baca buku, mengerjakan TOPS, Detik-Detik UN, soal-soal UN tahun lalu, soal-soal try out, dll. Nganti nglotok .. !  Dan sejauh ini, aku belum kepikiran untuk masuk SMAIT. :D

Tibalah saatnya pendaftaran SMAN 1 Surakarta. Hmm, ternyata SMAN 1 Surakarta tidak membuka kelas reguler, hanya kelas SBI. Itu artinya, untuk masuk ke SBI, tidak hanya dibutuhkan nilai UN yang berdaya saing, tapi juga harus mengikuti test (tertulis, psikotes, wawancara bahasa indonesia, wawancara bahasa inggris, dll) serta mengumpulkan nilai rapor semester 1-5 dengan standar nilai yang telah ditentukan. Pokoknya ribet!

Mendengar itu aku sempat down. Kebijakan tersebut adalah kebijakan baru sehingga tidak ada persiapan nilai rapor semester 1-5. Bahasa gampangnya, "Nek mudeng mbukake SBI thok ee mbok kat mbiyen mlebu SMP aku sregep sinau ben biji rapore memenuhi standar.." Tapi alhamdulillah, setelah dicek raporku, nilainya memenuhi syarat mendaftar. Akhirnya perjuanganku lanjuut. Tapi di tengah jalan, aku mulai kepikiran untuk mendaftar SMAIT.

* To be continue ..
Read More»»