Sunday, February 27, 2011

Renungan di Tengah Hujan

Rabu, 23 Februari 2010
Hari itu langit lagi-lagi mendung. Bukan hanya mendung, hujan bahkan turun sebelum aku sempat pulang ke rumah. Karena sore harinya aku ada jadwal les, akhirnya hujan membuatku memutuskan untuk tetap di sekolah sampai jam les sambil menunggunya berhenti.

Aku tidak berada di kelas saat itu karena Pak Yamto, penjaga sekolah, sudah mengunci pintu-pintu kelas. Akhirnya aku dan beberapa teman yang juga menunggu hujan terpaksa menunggu di luar kelas sambil hotspotan. Ada yang bikin tugas, tapi yang nge-game sepertinya lebih banyak jumlahnya. Haha.

"Koe dolanan opo, Jas, Re?" Tanya Armadi Setyo Pambudi alias Mamed.

"Itgirl.."Jawabku dan Rere.

"Opo apik kui? Perasaan yo mung shopping, ganti klambi, golek pacar, ngono-ngono thok. Kok cah-cah sak kelas podo seneng dolanan kui tho?" Mamed berkomentar.

"Apik len. Lha koe ngopo ning kene?" jawabku.

"Aku mau jane karo Hendri, tapi wonge wis mulih. Dadine aku dewekan." kata Mamed.

"Woo, lha cah kae selak pingin dolanan Itgirl og ning omah. Nek cah lanang dolanan ning sekolah kan isin, dadine wonge dolanane ning ngomah .. Hahahha." Kata Rere yang membuat aku dan Mamed ngakak.

"Padakke koe, Re. Wonge ra mungkin dolanan ngene ki. Cah lanang sing dolanan ngene ki paling-paling mung Ogik. Wkwk. Nek Hendri kan sinau terus.." kata Mamed.

"Opo iyo? Mosok sinau terus, bosen nho.." komentarku.

"Perjuangane Hendri ii hebat. Soale cita-citane duwur, dadi dokter." kata Mamed.

Kami speechless. Dokter? Siapa juga yang nggak pingin. Untuk beberapa detik kami sempurna terdiam sebelum akhirnya Rere berani menimpali Mamed.

"Cita-citaku yo dokter, perjuanganku yo hebat len. Bar iki wae aku meh les og." Rere tidak mau kalah.

Mereka masih terlibat dalam percakapan. Tapi aku masih saja terdiam. Rasanya ada kata-kata yang dalam banget. Membuatku berpikir, jika aku benar-benar ingin maka seharusnya aku benar-benar berusaha mendapatkannya. Sementara, apa yang aku lakukan selama ini?
Read More»»

Saturday, February 19, 2011

Hello Panda dan Tori-Tori Cheese

Senin, 14 Februari 2011.
Ini bukan kisah tentang romantika cinta dua orang muda-mudi yang sedang merayakan Valentine Day, melainkan kisah nyata super gila yang terjadi pada suatu sore yang unyuu di LBPP LIA, tempat aku les bahasa inggris.

Sore itu hari gerimis. Sepertinya langit memang sengaja menguji iman kaum muda saat itu. Banyak di antara mereka 'mungkin' menghabiskan waktu sore bersama sang kekasih. Bertukar coklat, bunga, pernak-pernik berwarna pink, terhanyut dalam keromantisan di bawah gerimis.

Tapi tidak denganku. Hari ini aku masih saja terjebak dengan rutinitasku sebagai pelajar SMA. Dengan masih mengenakan seragam sekolah, aku dan seorang temanku, Nadiyatus Shofi, duduk di bawah rimbunnya beringin LBPP LIA, berkutat dengan rasa lapar kami masing-masing. Padahal kurang lebih satu jam yang lalu kami telah menyempatkan waktu untuk makan di Warung Kangen samping sekolah. Bukan, bukan karena kami cacingan! Tapi karena di hadapan kami terdapat tumpukan roti Wonder yang baru saja kami beli sepulang sekolah. Sayangnya roti tersebut kami beli bukan untuk kami makan, tapi spesial untuk mereka yang menjadi pembicara dalam acara kami, acara anti Valentine Day. :D

Bel pun berbunyi, kami masuk ke dalam ruang kelas kami. Kemudian guru kami memulai pembelajaran.

"In this time, we will work in pairs. In each group, there are 3 members." kata Mr.Iwan, guru les kami.

Murid-murid sibuk mencari partner untuk kelompok mereka. Dan aku tidak merasa perlu untuk mencari partner jauh-jauh, aku mengajak dua orang di samping kanan dan kiriku untuk menjadi satu team. Mereka adalah Ayu dan Sara.

"Oke, Parada. Choose two of your friends to be your partner. I will write their name in the whiteboard." kata Mr.Iwan kepada Parji alias Parada Jiwanggana, teman satu sekolahku juga.

Mr.Iwan menuliskan nama Parada dan kedua temannya di papan tulis. Kemudian Difa, temanku yang lain, berseru, "Mr, itu tulisannya Parada atau Panda?"

"Hmmm, piye lho, Dif. Genah Parada nhok .." balas teman-teman sekelas.

Dan kata-kata Difa tersebut memunculkan ide di kepala kami. Sambil menunggu Mr.Iwan mempersiapkan properti pembelajaran, aku ngobrol bersama teman-teman yang lain. Bukan ngobrol, lebih tepatnya bernyanyi sambil tertawa cekikikan di pojok kelas. Dan tanpa kusadaari, ini bencana!

"Hello Panda, Hello Panda, biskuit isi yang enak. Biskuitnya enak, isinya lezat. Rasa coklat dan Stroberi. Hello Panda Hello Panda biskuit isi yang enak .. " Aku bernyanyi bersama dua temanku, Ayu dan Iis.

Kelas menjadi sangat gaduh. Murid-murid terlibat obrolan yang seru, sedangkan aku, Ayu, dan Iis cekikian sambil bernyanyi tanpa merasa bersalah. Kemudian .. bencana itu datang.

"I won't start this lesson before you finish you bussiness." kata Mr.Iwan pelan dari depan kelas.

Aku yang mendengarnya, segera memberi isyarat kepada teman-teman sekelas untuk diam. Wah, tapi Mr.Iwan justru melihat ke arahku dan berkata, "Hey, six of you. If you don't sing that song in other class, you may go home."

Kelas mendadak hening. Mr.Iwan marah !

"Mr, yang nyanyi cuma mereka. Aku nggak nyanyi." kata Nadiya, Difa, dan Sara, sambil menunjuk ke arahku, Ayu, dan Iis.

"Six of you .." kata Mr.Iwan.

Kami pun melangkah keluar kelas dengan rasa shocked yang tiada terkira. Akhirnya kami masuk ke kelas sebelah. Dan ternyataaa .. Hampir semua di antara kami berenam mendapati teman sesekolah kami yang juga duduk di kelas itu. Aigooo ..

Akhirnya kita menyanyikan lagu Hello Panda di depan mereka yang sebenarnya adalah junior kita. Maksudnya tingkat kelas mereka kebetulan di bawah kita. Tapi komentar mereka tidak disangka-sangka ..

"It's not attractive. It's MONOTON!" kata seorang anak perempuan yang entah namanya siapa.

"Can you sing the other comersial song?" tanya guru di kelas tersebut yang juga menyaksikan kami menyanyi.

"Can you sing Tori-tori cheese? Hahahaha. With the dance !" perintah seorang bernama Bram Galih, dia juga teman satu sekolahku, tapi aku tidak begitu mengenalnya.

"With the dance! With the dance!" mereka berteriak. Ya ampuun, teriakan mereka membuatku gila.

"Hei, but we're asked by Mr.Iwan to sing Hello Panda's song." kataku membela diri.

"Mr.Iwan ask you to sing more than one song .." Bram Galih menyahut.

Dengan terpaksa kami bernyanyi, "Tori, Tori, Tori, Tori Cheese Cracker.. Tori, Tori, Tori, Tori Cheese Cracker.." Dan kami juga memaksa diri kami untuk terlihat bodoh di depan mereka karena kami akhirnya juga menarikan dance Tori Cheese.

Tamat.
Read More»»

Monday, February 14, 2011

Chemistry Phobia [MIMPI]

Minggu, 13 Februari 2011
Aku berusaha ngerjain tugas-tugas kimia, baik kimia yang diajarkan oleh Bu Wiwik maupun Bu Uut. Tugas-tugas tersebut kelewat banyak dan menyisakan soal-soal yang entah gimana nyeleseinnya. Alhasil, aku ngutek-ngutek kimia sampai jam 22.30. Setelah kelewat pusing, aku pun tidur.

***

Aku berlibur entah di mana dan ngapain (aku lupa). Sejenak melupakan tugas-tugas kimia. Gara-gara berlibur itu aku terpaksa nglembur tugas sampai malem banget. Karena hari sudah sangat malam, mata sudah sangat ngantuk, dan tidak ada lagi soal yang bisa kukerjakan, akhirnya kuputuskan untuk tidur dan berniat bangun pagi-pagi supaya bisa berangkat sekolah pagi-pagi juga (kan mau nyontek tugas kimia padahal kimia jam kedua setelah ta'lim).


Paginya, secara tiba-tiba keluarga dari Pemalang (keluarganya abi) dateng. Aku nggak sempet nyapa gara-gara keburu-buru berangkat sekolah. Pagi itu aku kagak sarapan gara-gara belum ada sarapan. Pas di depan rumah, abi seperti biasa udah memarkir tiga buah motor di depan. Kadang nyuci kalau motornya memang kotor. Tapi motor yang biasa aku pakai ke sekolah tidak ada.

"Oh, motormu dipakai Bulik Nana sebentar buat muter-muter sama simbah uti." kata abi.

Ketika jam menunjukkan pukul 06.20, Bulik Nana pun pulang dengan perasaan tidak bersalah. Karena ati udah terlanjur dongkol, aku langsung nyamber motorku yang baru aja balik itu. Tapi tiba-tiba... HUJAN TURUN DERAS. Abi tidak membiarkanku berangkat.

"Kamu ujan deres gini mau nggak pakai mantel? Yo kamu ketok aneh nho, jas. Tekan smansa teles kebes. Pakai mantel dulu sana!" Abi marah-marah.

Aku pun buka jok motor untuk mengambil mantel, tapi mantel tersebut tidak ada. Aku cari di tempat biasa juga tidak ada. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mantelku ketemu. Tapi HUJAN UDAH BERHENTI. Aku emosi pada langit. Ketika itu jam telah menunjukkan pukul 06.45, artinya 5 menit lagi bel smansa berbunyi dan aku sudah dipastikan bakal telat.

Di tengah meledaknya emosiku, ada sedikit ide yang tercetus dari dalam otakku yang tumpul ini. Piye nek aku ra sah mlebu sekolah wae? Kan wis telat, lagian PR kimia-ku rung rampung, trus ngko teko sekolahan diunek-unekke STP2K plus Bu Uut ..

Tapi ketika aku hendak minta restu ke ummi dan abi untuk tidak masuk sekolah hari ini, ummi dan abi malah bilang, "Ummi-abi berangkat dulu ya. Mau keliling Kota Solo sama keluarga Pemalang naik mobil."

Aku bingung. Gek aku malah ditinggal ik. Padahal nasibku mbuh piye.. Aku menurut saja kemudian nguntapke keluarga pergi. Tidak lama setelah itu, datanglah Muhammad Yurokha May, adik kelasku SMP, yang sekarang jadi murid sekolah tetangganya smansa.

"Mbak, aku njaluk surat ijin dokter karo ibukmu ndang. Aku ra niat mlebu dino iki, lha wis telat ngene og. Mending pura-pura sakit wae .." kata Yuro.

"Tapi ummi barusan pergi ii. Yo wes, kita berangkat sekarang, daripada tambah telat." jawabku.

Kami pun berangkat. Namun si Yuro melesat begitu cepat dengan motor Satria birunya, meninggalkan aku yang hanya bisa melaju dengan kecepatan maksimal 40 km/jam, entah kenapa. Karena merasa ada yang janggal dengan motorku, aku memutuskan untuk meminggirkan motor, berhenti dan menelepon abi. Berharap diijinkan tidak masuk sekolah karena motor rusak.

Aku cari hapeku. Karena tidak ketemu-ketemu juga, akhirnya aku keluarkan isi tasku. Tiba-tiba ada seorang mas-mas yang merampok isi tasku, tepatnya kertas tugas kimiaku. Aku nggak rela tugas yang aku bikin sampai dibela-belain nglembur itu dimaling orang. Akhirnya aku kejar-kejaran sama mas-mas itu, demi KIMIA.

Kemudian ada seorang mbak-mbak yang menyelamatkanku. Dia bertarung melawan mas-mas yang memaling kertas tugasku. Di sela-sela pertarungan tersebut, aku menelepon abi, memberitahukan bahwa motorku rusak dan aku sedang berhenti di depan AKFIS Colomadu.

"Ok, abi nyusul ke sana." kata abi.

Kedatangan abi menyelamatkanku dari mas-mas maling tersebut. Kertas tugasku pun kembali.

"Bi, kecepatan maksimum motornya cuma 40 km/jam. Kayaknya aku nggak bakal bisa sampai smansa tepat waktu. Gimana kalo untuk hari ini aku nggak masuk dulu?" jelasku.

"Wah, yo jangan gitu. Ya udah KAMU LARI AJA SANA KE SMANSA .." suruh abiku.

Tanpa babibu, aku langsung melesat lari dengan kecepatan yang bahkan melebihi 40 km/jam. Di jalan aku bertemu dengan Akhmad Badarudin Arofani, Fitriana Istiqomah, dan Nach Rowi Khoiruddin. Mereka juga lari sepertiku. Tapi lari mereka lebih cepat dan pas sekali bisa menembus lampu merah. Karena lariku lambat, aku terjebak lampu merah. Akhirnya kuputuskan belok ke kiri (kalo belok kiri nggak perlu ikuti lampu). Ee, ternyata di sana Pasar Gede. Aku di sana tersesat seperti biasa (memang aku udah berkali-kali tersesat di daerah Pasar Gede).

Setelah capek-capek muter Pasar Gede, aku sampai juga di smansa. Di sana sudah ada Nadiyatus Shofi, Atika Iffa Syakira, dan Endera Ayu Luviana yang sedang menyontek PR Kimia. Beruntungnya, Bu Uut belum datang ke kelas dan aku tidak dihadang STP2K.

***

Senin, 14 Februari 2011
"Mbak, bangun! Udah jam setengah enem kurang sepuluh menit, belum sholat subuh!!" kata Muna, adikku.

Aku gelagapan gara-gara bangun kesiangan padahal belum sholat subuh. Astaghfirullah .. Mimpi yang buruk !
Read More»»

Sunday, February 13, 2011

Kau

Hei, selama kau pergi ..
Kau tau ?
Ada yang selalu berdiri di sini malam-malam
Menatap rembulan lamat-lamat
Berharap menemukan wajahmu ..

~ Tere Liye / Bidadari-Bidadari Surga ~
Read More»»

Saturday, February 5, 2011

Video Pertaruhan Nyawa

Bila ku ingat masa kecilku
Ku slalu menyusahkanmu
Bila ku ingat masa kanakku
Ku slalu mengecewakanmu

Banyak sekali pengorbananmu
yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
kau berikan semua itu

Engkaulah yang ku kasihi
Engkaulah yang ku rindu
Kuharap slalu doamu
dari dirimu ya ibu

Tanpa doamu, tak kan kuraih
Tanpa doamu, tak kan ku capai
Segala cita yang kuinginkan
dari dirimu ya ibu ..
- Ibu-Hawari -

Hari ini pelajaran biologi tampak lebih mengesankan daripada biasanya. Bu Rini Hastuti, guru biologi SMAN 1 Surakarta, menayangkan 3 buah video pertaruhan nyawa. Video dengan durasi kurang lebih 15 menit tersebut menurutku dapat menggantikan rentetan ceramah yang biasa kita dengar selama belasan tahun hidup kita. Jika orang-orang bijak dengan susah payah menjejalkan tausyiah melalui telinga kita tentang pentingnya menghormati orangtua, maka video itu dengan mudah mengajak kita melalui hati. Apa isi 3 buah video tersebut ? 3 buah video yang berisi 3 macam kasus proses persalinan (yang semuanya mengerikan).

Dari video tersebut kita dilihatkan mulai dari proses pembukaan mulut rahim. Dulu sering kita dengar ketika akan melahirkan mulut rahim dapat membuka kira-kira satu jengkal tangan orang dewasa. Kukira itu hanya penjelasan yang melebih-lebihkan, sekalipun tidak pernah terbayang bahwa mereka sedang bicara fakta.
Kasus pertama, pembukaan mulut rahim belum sempurna, sementara bayi sudah siap keluar dan berada di jalan lahirnya. Kepala bayi sudah terlihat tapi jalan lahir tidak memadai untuk dia keluar. Apa boleh buat, jika tidak segera dikeluarkan maka bayi dapat mati. Akhirnya sang suster atau dokter merobek perineum (daerah antara vagina dan anus). Jalan lahir semakin lebar dan darah mengucur deras. Bayi pun perlahan-lahan keluar. Dan semua itu dilakukan TANPA BIUS!

Kasus kedua, pembukaan mulut rahim membuka sempurna. Dokter hanya perlu sedikit merangsang perineum supaya membuka lebih lebar. Dan akhirnya bayi dapat keluar tanpa hambatan.
Kasus ketiga, kelahiran caesar. Hal ini dilakukan karena beberapa faktor, seperti karena posisi kepala bayi yang melintang, adanya tumor pada jalan lahir, atau karena panggul sang ibu sempit. Pembedahan perut dilakukan. Pembedahan ini adalah pembedahan yang pernah kita lakukan pada praktikum biologi ketika SMP dan SMA. Bayangkan saja pembedahan yang biasa kita lakukan pada hewan diterapkan pada manusia. Saat itu, sang dokter membedah perut dan selaput janin (amniochorionic membrane). Selaput janin ini yang kita kenal dengan ari-ari. Setelah itu bayi dikeluarkan bersama selaput janin.

Pada kasus kelahiran normal, setelah bayi berhasil keluar maka ternyata ibu juga harus mengejan lagi untuk mengeluarkan selaput janin yang masih ada di dalam perut. Hmm.. Tapi bukan berarti kelahiran caesar lebih ringan. Justru menurut orang-orang yang telah mengalami, kelahiran caesar lebih berat dibandingkan kelahiran normal karena rasa sakitnya masih terasa sampai beberapa hari setelah proses melahirkan.

Setelah menyaksikan 3 buah video pertaruhan nyawa tersebut, Bu Rini Hastuti hanya menyampaikan pesan sederhana:
  1. Hormati orangtuamu, terutama ibu. Mereka bahkan mempertaruhkan nyawanya demi kamu. Patuhi perintah mereka dan jangan kecewakan mereka.
  2. Hargai perempuan.


Do it ! While the time is available for you ..
Read More»»