Monday, February 14, 2011

Chemistry Phobia [MIMPI]

Minggu, 13 Februari 2011
Aku berusaha ngerjain tugas-tugas kimia, baik kimia yang diajarkan oleh Bu Wiwik maupun Bu Uut. Tugas-tugas tersebut kelewat banyak dan menyisakan soal-soal yang entah gimana nyeleseinnya. Alhasil, aku ngutek-ngutek kimia sampai jam 22.30. Setelah kelewat pusing, aku pun tidur.

***

Aku berlibur entah di mana dan ngapain (aku lupa). Sejenak melupakan tugas-tugas kimia. Gara-gara berlibur itu aku terpaksa nglembur tugas sampai malem banget. Karena hari sudah sangat malam, mata sudah sangat ngantuk, dan tidak ada lagi soal yang bisa kukerjakan, akhirnya kuputuskan untuk tidur dan berniat bangun pagi-pagi supaya bisa berangkat sekolah pagi-pagi juga (kan mau nyontek tugas kimia padahal kimia jam kedua setelah ta'lim).


Paginya, secara tiba-tiba keluarga dari Pemalang (keluarganya abi) dateng. Aku nggak sempet nyapa gara-gara keburu-buru berangkat sekolah. Pagi itu aku kagak sarapan gara-gara belum ada sarapan. Pas di depan rumah, abi seperti biasa udah memarkir tiga buah motor di depan. Kadang nyuci kalau motornya memang kotor. Tapi motor yang biasa aku pakai ke sekolah tidak ada.

"Oh, motormu dipakai Bulik Nana sebentar buat muter-muter sama simbah uti." kata abi.

Ketika jam menunjukkan pukul 06.20, Bulik Nana pun pulang dengan perasaan tidak bersalah. Karena ati udah terlanjur dongkol, aku langsung nyamber motorku yang baru aja balik itu. Tapi tiba-tiba... HUJAN TURUN DERAS. Abi tidak membiarkanku berangkat.

"Kamu ujan deres gini mau nggak pakai mantel? Yo kamu ketok aneh nho, jas. Tekan smansa teles kebes. Pakai mantel dulu sana!" Abi marah-marah.

Aku pun buka jok motor untuk mengambil mantel, tapi mantel tersebut tidak ada. Aku cari di tempat biasa juga tidak ada. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mantelku ketemu. Tapi HUJAN UDAH BERHENTI. Aku emosi pada langit. Ketika itu jam telah menunjukkan pukul 06.45, artinya 5 menit lagi bel smansa berbunyi dan aku sudah dipastikan bakal telat.

Di tengah meledaknya emosiku, ada sedikit ide yang tercetus dari dalam otakku yang tumpul ini. Piye nek aku ra sah mlebu sekolah wae? Kan wis telat, lagian PR kimia-ku rung rampung, trus ngko teko sekolahan diunek-unekke STP2K plus Bu Uut ..

Tapi ketika aku hendak minta restu ke ummi dan abi untuk tidak masuk sekolah hari ini, ummi dan abi malah bilang, "Ummi-abi berangkat dulu ya. Mau keliling Kota Solo sama keluarga Pemalang naik mobil."

Aku bingung. Gek aku malah ditinggal ik. Padahal nasibku mbuh piye.. Aku menurut saja kemudian nguntapke keluarga pergi. Tidak lama setelah itu, datanglah Muhammad Yurokha May, adik kelasku SMP, yang sekarang jadi murid sekolah tetangganya smansa.

"Mbak, aku njaluk surat ijin dokter karo ibukmu ndang. Aku ra niat mlebu dino iki, lha wis telat ngene og. Mending pura-pura sakit wae .." kata Yuro.

"Tapi ummi barusan pergi ii. Yo wes, kita berangkat sekarang, daripada tambah telat." jawabku.

Kami pun berangkat. Namun si Yuro melesat begitu cepat dengan motor Satria birunya, meninggalkan aku yang hanya bisa melaju dengan kecepatan maksimal 40 km/jam, entah kenapa. Karena merasa ada yang janggal dengan motorku, aku memutuskan untuk meminggirkan motor, berhenti dan menelepon abi. Berharap diijinkan tidak masuk sekolah karena motor rusak.

Aku cari hapeku. Karena tidak ketemu-ketemu juga, akhirnya aku keluarkan isi tasku. Tiba-tiba ada seorang mas-mas yang merampok isi tasku, tepatnya kertas tugas kimiaku. Aku nggak rela tugas yang aku bikin sampai dibela-belain nglembur itu dimaling orang. Akhirnya aku kejar-kejaran sama mas-mas itu, demi KIMIA.

Kemudian ada seorang mbak-mbak yang menyelamatkanku. Dia bertarung melawan mas-mas yang memaling kertas tugasku. Di sela-sela pertarungan tersebut, aku menelepon abi, memberitahukan bahwa motorku rusak dan aku sedang berhenti di depan AKFIS Colomadu.

"Ok, abi nyusul ke sana." kata abi.

Kedatangan abi menyelamatkanku dari mas-mas maling tersebut. Kertas tugasku pun kembali.

"Bi, kecepatan maksimum motornya cuma 40 km/jam. Kayaknya aku nggak bakal bisa sampai smansa tepat waktu. Gimana kalo untuk hari ini aku nggak masuk dulu?" jelasku.

"Wah, yo jangan gitu. Ya udah KAMU LARI AJA SANA KE SMANSA .." suruh abiku.

Tanpa babibu, aku langsung melesat lari dengan kecepatan yang bahkan melebihi 40 km/jam. Di jalan aku bertemu dengan Akhmad Badarudin Arofani, Fitriana Istiqomah, dan Nach Rowi Khoiruddin. Mereka juga lari sepertiku. Tapi lari mereka lebih cepat dan pas sekali bisa menembus lampu merah. Karena lariku lambat, aku terjebak lampu merah. Akhirnya kuputuskan belok ke kiri (kalo belok kiri nggak perlu ikuti lampu). Ee, ternyata di sana Pasar Gede. Aku di sana tersesat seperti biasa (memang aku udah berkali-kali tersesat di daerah Pasar Gede).

Setelah capek-capek muter Pasar Gede, aku sampai juga di smansa. Di sana sudah ada Nadiyatus Shofi, Atika Iffa Syakira, dan Endera Ayu Luviana yang sedang menyontek PR Kimia. Beruntungnya, Bu Uut belum datang ke kelas dan aku tidak dihadang STP2K.

***

Senin, 14 Februari 2011
"Mbak, bangun! Udah jam setengah enem kurang sepuluh menit, belum sholat subuh!!" kata Muna, adikku.

Aku gelagapan gara-gara bangun kesiangan padahal belum sholat subuh. Astaghfirullah .. Mimpi yang buruk !

3 comments:

Leave your comment here ..