Monday, June 27, 2011

Perjalanan di Pulau Dewata (3)

24 Juni 2011
Kami belanja di Teman Joger. Di sini aku borong sandal dan beli satu kaos buat abi tercinta. Sampai di bus, Pak TW berdecak sambil melihat barang belanjaanku, "Ckckck, ngene ki bocah wedok ragate larang. Bocah lanang ditukokke sepatu siji wae wis seneng, nek wedok ii 10 wae mengko njaluk tukokne meneh." Malu aku dikata begitu. Ngapunten Pak, barang ingkang kulo tumbas niku mboten kagem kulo thok, nanging ugi kagem sedulur.

Setelah dari Teman Joger kami mengunjungi wisata Bedugul. Tidak jauh berbeda dengan Kintamani, Bedugul juga menyajikan wisata alam yang memukau. Di sana aku menaiki boat untuk yang kedua kalinya, meskipun dengan model boat yang berbeda, kemudian berkeliling memutari danau. Indah dan dingin.

Setelah itu kami pulang ke Solo. Kembali menyeberang dengan kapal feri. Bedanya, kapal kedua ini lebih bagus dan lebih nyaman sehingga aku sama sekali tidak merasakan mabuk laut. Horee!! Di Probolinggo kami juga melewati Paiton untuk yang kedua kalinya. Meskipun tengah malam, kami menyempatkan waktu dan tenaga untuk menyaksikan keindahan Paiton lagi. Indah sekali. Sebenarnya romantis, tapi sangat aneh jika ada orang pacaran di PLTU. Ya kan?

Betapa menyenangkan perjalanan ke Bali, maskot Indonesia yang sering disebut dengan The Last Paradise, Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, atau Pulau Kahyangan. Perjalanan menjadi lebih indah dan menyenangkan karena mereka, SCIFO.

Not my class, not your class, but OUR CLASS .. :)

25 Juni 2011
Kami tiba di Solo pagi hari. Sesampainya di rumah, tanpa basa basi aku langsung menyerbu kamar mandi. Aku segera menyadari satu hal, tidak ada tempat yang lebih nyaman selain di rumah. Aku bisa mandi sepuasnya, hal yang tidak bisa aku lakukan dalam perjalanan. Setelah mandi aku makan. Makan pun sepuasnya karena entah karena apa masakan rumah jauh lebih enak daripada masakan di Bali. Ups! Setelah itu aku tidur sepuasnya. Membalaskan dendamku karena waktu istirahatku yang sangat kurang.

Oya, ada satu hal yang benar-benar aku rindukan di Bali selain keluarga dan rumah. Suara adzan dan tempat sholat yang nyaman. Mereka tidak dapat kita temukan di Bali. Setibanya di tanah Jawa, baru aku sadari betapa merdunya suara adzan dan nikmatnya sholat di tempat yang nyaman.

Sayang sekali aku harus sakit setelah dari Bali, bukan hanya sakit pilek, bahkan kejadian yang dulu pernah aku alami ketika SMP tepatnya sebelum Jambore Nasional itu kembali terulang. Hmm, pertanda aku kecapekan. Waktu yang dihabiskan bersama teman-teman itu memang kerap membuat kita lupa bahwa tubuh kita juga perlu istirahat.

SCIFO, aku sayang kaliaan! Sampai ketemu di kelas XII !! :D

Read More»»

Perjalanan di Pulau Dewata (2)

Setelah dengan berat hati meninggalkan Garuda Wisnu Kencana, kami akhirnya tiba di Hotel Trio, tempat kami menginap dua hari ke depan. Aku sekamar dengan Fitropa, Nganisa, dan Isna. Sembari antri mandi, kami menata kamar kami serapi mungkin sampai-sampai si Kikik, penghuni kamar sebelah, memuji kamar kami, "Ya ampuun, rapi banget ik." :D

23 Juni 2011
Kami terbangun dari tidur karena suara teman kami, Rizal Yunan Rifai. Dia membangunkan kami sekitar pukul 04.30 WITA. Ahh, itu kalau di Jawa masih bisa buat sholat Tahajud. Tapi kami tidak bergegas bangun, kami melanjutkan tidur karena -tau sendirilah- lelah menyelimuti. Mungkin kami baru tidur jam 01.00 WITA karena menunggu rambut yang baru saja kami keramasi itu kering.

Paginya, ketika kesadaran kami telah pulih 100%, kami mengunjungi Museum Bajra Sandi. Lagi-lagi aku tidak mengambil banyak informasi di sana. Aku hanya menyusuri setiap jengkal Museum, menatap kagum, dan mencari objek-objek bagus untuk berfoto. Aku sempat naik ke tangga spiral yang menghubungkan ke tempat paling tinggi museum. Entah mungkin karena dianggap suci, tangga tersebut tidak boleh dinaiki oleh perempuan yang sedang haid. Kasihan teman-temanku! Karena setelah menaiki tangga spiral yang membuat kami pusing itu, kami bisa melihat keindahan kota.

Dari Museum Bajra Sandi, kami menuju ke Kintamani. Kintamani merupakan obyek wisata alam yang memukau. Di sana terdapat Gunung batur yang di bawahnya berserakan bebatuan hitam sisa letusan gunung. Kata Bli Putu, kalau Gunung Batur terjadi letusan kecil-kecilan, malah bakal jadi bahan tontonan dan obyek wisata menjadi semakin ramai. Waw! Di bawah Gunung Batur terdapat Danau Batur yang di seberangnya terdapat Desa Terunyan. Desa ini terkenal karena orang-orang yang sudah meninggal di sini tidak dikuburkan melainkan diletakkan begitu saja di bawah pohon. Uniknya, mayat tersebut tidak mengeluarkan bau. Sayang sekali, di Kintamani kami hanya diberi waktu secuil untuk makan, sholat, dan berfoto. Padahal aku ingin sekali menyeberang danau dan melihat mayat berserakan di Desa Terunyan.

Kemudian kami ke Pasar Seni Sukowati. Di sini aku membeli beberapa barang untuk oleh-oleh. Aku menyadari satu hal, aku sudah berhasil menjadi lebih feminin karena kemampuan menawar barangku meningkat. Hahaha. Sekarang aku bisa menawar barang menjadi seperlima dari harga aslinya. Asyik, asyik.. Kalau tahu menawar itu asyik aku jadi pingin belanja-belanja di pasar deh. Hehe.

Setelah itu kami menuju Pantai Kuta. Di sepanjang jalan, kami berasa seperti ada di luar negeri. Bule-bule berlalu lalang. Di Pantai Kuta aku melewatkan moment penting yang seharusnya bakal jadi seru, ngobrol bareng bule. Di sana aku cuma bisa ngekor di belakang Tika Permata Sari yang sudah berani bercakap dengan bule dan mengajaknya foto bersama. Setelah itu, kami menikmati senja Kuta, menanti matahari tenggelam di batas cakrawala. Yuhuu, sunset terindah di dunia .. :)

SCIFO di Pantai Kuta, menanti senja .. :)
Read More»»

Perjalanan di Pulau Dewata (1)

21 Juni 2011
Aku berangkat ke Bali naik bis 7. Saat awal berangkat aku sempat suntuk karena teman-teman malah membahas nilai rapor. Tapi itu bukan masalah. Siangnya, kami tiba di Museum Trowulan Mojokerto. Museum ini menyimpan banyak benda bersejarah peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Sayangnya aku tidak banyak menyerap informasi di sini. Payah! Kami pun melanjutkan perjalanan. Di suatu kota, entah di mana, aku menyaksikan keindahan Gunung Semeru dari dalam bus. Seandainya aku punya kamera, pasti sudah kuabadikan dan aku share di sini. Kemudian malamnya, ketika bus kami melewati Probolinggo, kami ditakjubkan oleh keindahan PLTU Paiton. Di sinilah letak salah satu kekuatan Jawa dan Bali. Ini dia gambarnya:
PLTU Paiton

Indah bukan? :)

22 Juni 2011
Kami masuk ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Untungnya kami tiba tengah malam dan belum begitu banyak antrian bus yang mau menyeberang. Di sana, aku mendapat pengalaman pertamaku naik kapal. Baru sedetik kakiku menginjak lantai kapal, dunia rasanya berputar. Pusing! Perut dikocok-kocok. Mual! Tapi setelah minum obat anti mabuk, semua agak berkurang. Kemudian aku dan Bernita, yang juga pertama kali naik kapal, menikmati pemandangan lautan luas. Yang terlihat hanya gelap dan kerlip lampu-lampu dari Pulau Jawa yang perlahan semakin menjauh. Mualku kembali kambuh saat kapal tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Bau solar dan goncangan ombak yang semakin menjadi menjadi penyebabnya. Tapi alhamdulillah, semua bisa diatasi dengan tidur senyenyak mungkin dalam bus setelah itu.

Kami pun transit di Rumah Makan Soka Indah untuk mandi, sholat subuh, dan sarapan. Di sana aku terkejut juga karena jam 6 pagi langit Bali masih gelap seperti jam 5 di Jawa. Unik juga, aku sholat subuh jam 6 pagi.

Kami ke Tanah Lot. Tidak banyak yang kami lakukan di sana. Untuk naik ke atas Tanah Lot, setiap orang harus melakukan proses pensucian dengan cara membasuh wajah dengan air (katanya bukan air biasa, dapat menambah kecantikan seseorang) dan menempelkan beras di dahi mereka. Selain itu juga membayar uang sukarela, mungkin untuk perawatan obyek wisata. Ah, apaan sih. Aku akhirnya tidak mengikuti serangkaian ritual tersebut. Aku berfoto bersama teman-teman dan mengunjungi The Holy Snake. Horee, aku berani memegang Ular Suci. Kata Bli Putu, Tour Guide di busku, orang yang memegang Holy Snake bakal cepet jodohnya. Apa hubungannya? Entah. Tapi, amiiin. :)

Setelah itu kami ke Tanjung Benoa Nusa Dua. Banyak hal yang sebenarnya bisa kucoba di sana. Tapi aku hanya naik Glass Bottom Boat ke Pulau Penyu. Ini pengalaman pertamaku naik boat. Sedikit menakutkan, air nyiprat sana sini, tapi seru. Di Pulau Penyu aku menggendong penyu dan berfoto dengannya. Seandainya aku punya banyak stok baju mungkin saat itu aku juga akan menggendong ular. Karena sebelumnya aku juga pernah foto bersama ular dan bau amisnya sungguh-sungguh melekat erat di baju.

Kemudian kami ke Pantai Dream Land. Wooow, di sana indaah sekali pemandangannya. Ombaknya biru dan tinggi, pasirnya putih dan halus. Banyak bule berjemur. Sayangnya waktu itu sudah tiba waktu asar, dan aku belum menunaikan Sholat Dhuhur dan Asar. Akhirnya aku hanya berfoto sebentar kemudian sibuk keliling ke sana kemari untuk mencari 'air suci mensucikan' dan tempat sholat (nggak muluk-muluk, di sana mushola kagak ada!).

Setelah itu kami melewatkan senja di perjalanan menuju Garuda Wisnu Kencana. Di sana kami menyaksikan pertunjukan Kecak yang memukau. Pertunjukannya diawali dengan gamelan yang tentunya berbeda dengan gamelan Jawa. Gamelan Bali temponya lebih cepat dan terdengar lebih semangat dibanding gamelan Jawa. Setelah itu muncul beberapa penari yang berperan sebagai Rama, Sinta, dan Anoman. Di samping itu, pertunjukan juga dihiasi oleh penari kecak yang setiap saat meneriakkan "Cak cak cak cak cak ..!" Ada moment istimewa di sini, aku melihat mas-mas penari Kecak yang tidak sebiasa yang lainnya. Mas Penari Kecak yang menari di pojok kanan depan. Haduh, aku ceritain nggak yaaa.. :$ Lumayan tinggi. Punggungnya keren. Kulitnya lebih putih dibanding penari kecak yang lain. Dan tariannya memukau, lebih ekspresif dan berenergi. Yaaah, itu pertama dan terakhir kalinya aku ketemu masnya. 
Read More»»

Friday, June 17, 2011

Dreaming - Kim Soo Hyun



Video di atas adalah cuplikan serial drama Korea "Dream High" episode 13, tepatnya ketika Song Sam Dong menguji keberuntungannya di atas panggung. Scene ini adalah scene yang marai trocoh alias nangis nggak kira-kira.

Song Sam Dong mulanya adalah seorang manusia kampung yang mendapatkan tawaran spesial untuk bersekolah di Kirin Art School, sekolah seni ternama di Korea. Dia berbakat, namun dunia tidak mengetahui bakatnya dalam bernyanyi. Kemudian melalui Goo Hye Mi, perempuan yang cuma dalam sedetik ditaksirnya, Sam Dong diajak ke Kirin Art School. Dia bersekolah dan mengembangkan bakat di sana bersama Goo Hye Mi. Sampai akhirnya ia mencintai musik, terlalu mencintai. Suatu hari, dia divonis menderita Tinnitus yang membuatnya perlahan-lahan tidak dapat mendengar. Kasihaaan! Dia sudah terlanjur mencintai musik. Padahal musik tanpa pendengaran apa jadinya?


Ketika Sam Dong menghadapi showcase (pertunjukan di depan umum) pertamanya, Hye Mi tidak mau membiarkan Sam Dong gagal. Dia memberikan kode-kode khusus untuk Sam Dong supaya Sam Dong dapat mengetahui nada dan tempo lagu. Lagu Dreaming tersebut adalah lagu yang diciptakan Song Sam Dong sendiri. dan liriknya bener-bener bikin trocoh.

Romanization:



Jo molli hwimihejineun
Naye kkumeul barabomyo
Monghani soissotjyo
Do isang nameun ge obso
Dodu pogihalkka hessotjiman
Dasi ironayo

Han-goreum han-goreum
Oneuldo josimseuropge nedidyoyo
Gaseum gadeukhi duryoumgwa
Solleimeul aneun che
Biteulgorigo heundeullyodo
Nan tto han-goreumeul nedidyoyo
Onjen-ga
Mannal ne kkumeul hyanghe

Idero
Kkeutnaneun gon anilji
Duryoumi nal jakkuman
Mangsorige hajiman
Gaseum sok gipeun goseso
Momchuji anneun ullimi nal
Apeuro ikkeuljyo

Han-goreum han-goreum
Oneuldo josimseuropge nedidyoyo
Gaseum gadeukhi duryoumgwa
Solleimeul aneun che
Biteulgorigo heundeullyodo
Nan tto han-goreumeul nedidyoyo
Onjen-ga
Mannal ne kkumeul hyanghe

Han-goreum han-goreum
Oneuldo josimseuropge nedidyoyo
Gaseum gadeukhi duryoumgwa
Solleimeul aneun che
Biteulgorigo
Heundeullyodo
Nan tto han-goreumeul nedidyoyo
Onjen-ga
Mannal ne kkumeul hyanghae
Onjen-ga
Mannal ne kkumeul
Hyang~he

English Translation: 


I was looking at my dream that is being deemed far away
And I was standing blankly
I don’t have anything left any more
I thought about giving up everything, but
I am standing up again

Even today step by step
I step forward carefully
My heart is full of fears
but it’s an excitement I’m embracing
I am staggering and shaking
But, I step forward towards
the dream that I am going to meet some day

As I’m thinking if it’s going to end like this
A fear constantly comes
I’m hesitating but
Deep inside my heart
There’s an unstoppable beating
that drags me forward

Even today step by step
I step forward carefully
My heart is full of fears
but it’s an excitement I’m embracing
I am staggering and shaking
But, I step forward towards
the dream that I am going to meet some day

Even today step by step
I step forward carefully
My heart is full of fears
but it’s an excitement I’m embracing
I am staggering and shaking
But, I step forward towards
the dream that I am going to meet some day

Towards the dream that I am going to meet some day

Indonesia Translation:

Aku memandangi mimpiku yang pergi menjauh (dariku)
Dan aku berdiri dengan (tatapan) hampa
Tidak ada yang tersisa lagi, akankah (aku) menyerah pada segalanya?
Tetapi (aku) bangkit lagi

Selangkah (demi) selangkah hari ini juga (aku) melangkah dengan hati-hati
Ketakutanlah yang memenuhi hatiku(ku) dan bukan kekhawatiran
Meskipun (aku) terhuyung-huyung dan gemetar, aku tetap melangkah
Suatu saat nanti (aku) bertemu (dengan) mimpi yang kutuju

Sesuatu tidak (boleh) berakhir seperti ini
Ketakutan terus menerus (membuatku) ragu, tetapi
Di suatu tempat di dalam hatiku yang terdalam
(aku) tidak dapat menghentikan suaranya, tuntunlah aku ke hadapanmu

Selangkah (demi) selangkah hari ini juga (aku) melangkah dengan hati-hati
Ketakutanlah yang memenuhi hatiku(ku) dan bukan kekhawatiran
Meskipun (aku) terhuyung-huyung dan gemetar, aku tetap melangkah
Suatu saat nanti (aku) bertemu (dengan) mimpi yang kutuju

Selangkah (demi) selangkah hari ini juga (aku) melangkah dengan hati-hati
Ketakutanlah yang memenuhi hatiku(ku) dan bukan kekhawatiran
Meskipun (aku) terhuyung-huyung dan gemetar, aku tetap melangkah
Suatu saat nanti (aku) bertemu (dengan) mimpi yang kutuju

Suatu saat nanti (aku) bertemu (dengan) mimpi yang kutuju

Read More»»

Hujan dan Teduh

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.


Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka.
Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang yang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih menatapmu dengan cinta yang malu-malu.


Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan.
Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.


Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan....


Ini adalah puisi yang ada di sebuah buku berjudul "Hujan dan Teduh" karya Wulan Dewatra. Apa yang terlintas dalam pikiranmu setelah membaca puisi tersebut? Bagaimana kamu menerjemahkannya? Sebelum buku itu berada di tanganku, temanku memintaku menerjemahkan puisi tersebut dari sudut pandangku. Aku menjawab, "Ooh, menurutku puisinya lagi nyeritain kisah cinta yang tak sampai. Dia bertemu dan mencintai seseorang, tapi seseorang itu ternyata tidak bisa menjadi pasangan hidupnya. Mungkin cuma bisa jadi sahabatnya." Mendengar jawabanku, temanku tersenyum. Dia berkata, "Sumpah Yas, kamu nggak bakal nyangka isi bukunya."

Ternyata benar.  Buku ini menceritakan kehidupan cinta seseorang gadis di Bandung yang -maap- aku katakan sesat. Namanya Bintang. Ketika di SMA, dia punya teman sebangku namanya Kaila. Dan dia menyukai Kaila. Ya, mereka pasangan lesbian. (Nah, lhoo.. Aku kaget banget waktu baca!) Meskipun masing-masing dari mereka sudah memiliki pacar cowok, Bintang punya Kevin, Kaila punya Reno. Tapi cowok mereka cuma mereka jadikan sebagai alat untuk menutupi ke-lesbian-an mereka.

Tapi setelah setahun pacaran, Bintang dan Kevin putus gara-gara Kevin pacarannya kejauhan (You know what I mean). Padahal Bintang sendiri juga bertindak kejauhan dalam hubungannya dengan Kaila, mereka bahkan pernah ciuman. Mereka mengabadikan kemesraanyang sesat itu ke dalam sebuah foto.

Secara tidak sengaja, foto ciuman tersebut diketahui oleh Reno. Sejak saat itu, Reno mem-protect Kaila habis-habisan supaya Kaila tidak dekat-dekat lagi dengan Bintang. Akibatnya, hubungan Bintang dan Kaila merenggang. Kaila tidak mau lai sebangku dengan Bintang. Setelah bertahan beberapa lama dalam kejanggalan tersebut, Kaila menjelaskan bahwa hubungannya dengan Bintang adalah hubungan tidak wajar yang harus segera diakhiri. Dia berkata bahwa dia akan tetap selalu mencintai Bintang, tapi dia tidak ingin bertemu lagi dengan Bintang. Sementara itu, ketika Kaila bersama Reno, dia diajak ke lingkungan buruk tempat anak-anak nakal. Kaila tidak mau. Akibatnya, FATAL. Di akun facebook, Reno menyebarkan foto Bintang dan Kaila yang sedang berciuman. Hal ini membuat mereka dikucilkan dari pergaulan di sekolah. Bahkan, Kaila bunuh diri.

Bintang melanjutkan hidup dengan kuliah di Jakarta. Di sana dia bertemu dengan cintanya yang wajar, namanya Noval. Mereka pun pacaran. Noval adalah seorang pacar posesiv yang cemburuan. Sedangkan Bintang, entah karena polos atau karena cinta, mau-maunya menuruti setiap kata Noval, keluar dari klub renang, bikin tattoo, dll. Pacaran mereka akhirnya juga kejauhan. Mereka melakukan hal fatal dan terlarang yang menyebabkan Bintang hamil. Karena Noval tidak siap bertanggungjawab alias menikahi Bintang, Noval membawa Bintang ke dukun beranak untuk aborsi. Mereka membunuh anak mereka.

Setelah waktu berselang lama, sikap Noval berubah terhadap Bintang. Diam-diam dia dekat dengan seorang cewek bernama Rika. Bintang mengetahui hal tersebut, dari foto yang dikirimkan sahabatnya, Mei, yang ketika itu melihat Noval bersama Rika lagi clubbing. (Huaaa, kaishan banget si Bintang. Udah digituin sama Noval, ditinggal pula) Bintang tidak berani mengambil langkah, dia punya cukup nyali untuk kehilangan Noval (mutusin si Noval maksudee). Tapi dia benar-benar sudah dihinakan oleh si Noval. Bintang diajak untuk melakukannya lagi. Akhirnya, Bintang mutusin hubungannya dengan Noval.

Noval berpikir, "Mana ada cowok yang mau sama elo? Gue udah dapet semua yang guepingin dari elo. Elo dah nggak punya apa-apa." Tapi kata Rika, si cewek yang deket sama Noval, cewek yang udah pernah 'ngasih' pasti nggak mau diputusin. Kalau mau diputusin, itu artinya si cewek udah punya cadangan cowok lain.

Noval curiga Bintang pacaran dengan Dewa, sahabat Bintang. Ketika Noval masuk ke kamar kos Bintang, Noval juga menemukan foto Bintang bersama seorang cowok bernama Daniel, teman SMA Bintang yang diam-diam pernah suka sama Bintang. Dia kemudian bilang ke Bintang, "Dasar PELACUR!!"

Bintang shocked. Sejak hari itu dia mengalihkan harinya untuk memikirkan skripsi dan kuliah S2nya. Akhirnya dia mendapat beasiswa sekolah S2 ke Amerika. Sebelum berangkat ke Amerika, Noval meminta maaf pada Bintang. Dia menyadari bahwa Bintang tetap yang terbaik. Noval mengajak Bintang menikah setelah Bintang menyelesaikan S2nya di Amerika.

Namun, di Amerika, Bintang memperoleh fakta menyakitkan, rahimnya harus diangkat karena terkena infeksi. Bintang tidak mengabari Noval dan ibunya. Ketika pulang ke Indonesia, dia meminta tolong sahabat lamanya, Daniel, untuk menjadikan dirinya sebagai seorang pelacur di mata Noval. Dia ingin Noval mendapatkan yang lebih baik darinya. Noval shocked melihat Bintang bersama Daniel.

Tapi Ibu Bintang pengertian. Ibu Bintang menjelaskan semuanya kepada Noval yang sejak hari itu marah pada Bintang. Noval mengerti, kemudian dia menemui Bintang dan berkata, "Bintang, kenapa lo bikin semuanya jadi begitu sulit?" --- nggak jelas Noval jadi nikahin Bintang apa nggak.
Read More»»