Sunday, April 17, 2011

My Wonderful Childhood [SD] - Part 2

Aku suka beli buku cerita bergambar yang seharusnya bisa habis sekali baca di toko buku, nggak perlu dibeli.

Aku suka baca novel, terutama karyanya Pipiet Senja yang kebanyakan tentang Thalasemia.

Aku beli novel Harry Potter and the Order of the Phoenix ketika kelas 4 SD, padahal otakku masih belum mampu mencerna ceritanya.

Aku pernah ikut teater waktu ada acara pertemuan orang tua di Hotel Quality. Dan aku jadi ibu peri. Hahaha.

Aku pernah jadi dokter kecil bersama seorang teman bernama Ridwan Pratama.

Aku pernah disuruh maju mengisi acara membaca surat Al-Mulk, dan temponya kelambaten. Tapi aku seneng banget waktu itu karena itu tasmi' pertamaku. Sayangnya waktu itu ummi abi nggak bisa hadir ke acara tersebut, jadi diwakilkan tanteku.

Aku bisa renang sedikit-sedikit waktu kelas 5 SD.


Dulu model banget geng-gengan. Setiap geng punya lagu yel-yel masing-masing. Biasanya kalau mau berangkat renang (di SDIT ada agenda renang dari sekolah), setiap geng adu lagu. Kadang-kadang sampai musuhan.


Aku pernah ngasih hadiah ummi waktu ummi ulang tahun berupa puisi dan cincin hadiah makanan ringan Rp 500an.


Aku pernah liat Annisa Dwi Astuti kecebur selokan waktu main bareng aku di depan sekolah.


Aku pernah naik becak sendirian waktu kelas 3 SD gara-gara orang tua nggak ada yang bisa jemput. Sedangkan tanteku yang juga ada di Solo hanya bisa jemput sekitar maghrib. Karena aku udah takut menunggu di SDIT, aku jalan kaki sampai perempatan Fajar Indah, kemudian naik becak ke rumah. Ternyata kejadian ini membuat orangtua, tante, muna, dan pembantu bingung. Karena ketika tante tiba di SDIT, tante tidak mendapatiku ada di sana. Kemudian tante telepon ummi-abi menceritakan semuanya (sampai mau nangus katanya, dikiranya aku ilang). Tapi akhirnya, aku sampai di rumah dengan selamat bersama pak becak yang baik hati yang alhamdulillah nggak menculikku. Haha.


Kelas 5 SD, aku pernah dengan beruntung diberi kesempatan mewakili sekolah mengikuti tryout di SMKN 7 Surakarta bersama wakil-wakil yang lain. Waktu itu aku duduk di samping Almh.Atina Hasanah yang terkenal pinter banget di sekolah. Tapi aku nggak berani nyontek padahal aku nggak bisa garap. Akhirnya, aku dapet peringkat 45 dari sekian banyak orang. Menurutku itu udah lumayan dengan tingkat soal yang seharusnya dikerjakan anak kelas 6. Tapi kenyataannya, aku adalah wakil SDIT yang mendapat peringkat terendah dalam tryout tersebut. -.-


Aku pernah ditinggal ummi ke Tegal selama kurang lebih 1 tahun. Dan selama ditinggal ummi itu, aku malah pernah dapet peringkat 1 di kelas. Gara-gara abiku yang mirip penjajah Belanda, setiap hari nyuruh belajar padahal belajar itu rasanya seperti kerja rodi bagiku. -.- Pas rankingku kembali seperti semula, bukan ranking 1 lagi, Pak Husni bilang, "Ummimu balik dari Tegal kok kamu peringkatnya jadi turun sih Yas? Ummi galak tho?" AKu diam. Dalam hati bicara, "Nggak, yang galak itu abi!"


Aku melakukan sholat sunnah, sholat dhuha, sholat berjamaah dan belajar, kebanyakan karena guruku ngabsenin amal ibadah yaumiyah.


Kalau mbah kakung main ke rumahku, aku sering disuruh belajar. Dan aku sebel.


Kalau menjadi wakil sekolah untuk ikut lomba, pasti nggak pernah menang.

Kelas 5 SD, aku mulai mengidolakan seseorang. Sayangnya, yang aku idolakan adalah Peterpan. Ya ampuun, bener-bener kelam.


Kelas 6 SD, aku mulai menjadi pecinta Harry Potter gara-gara lihat Harry Potter and the Chamber of Secret. Sejak saat itu aku dan Adheelah Afrizal, temen sekelasku, suka ngumpul berdua dan ngomongin segala macam hal tentang Harry Potter. Dan parahnya lagi, aku ngefans berat sama Daniel Radcliffe, pemain Hary Potter, yang pernah tamil bugil di Equus. Sebelum aku tahu dia pernah tampil bugil, aku dan Adheelah sibuk banget ngumpulin gambar dan poster Harry Potter. Kita sering berkunjung ke kelasnya Karima, adik kelasku yang kakaknya ngefans berat sama Harry Potter juga. Dia punya banyak koleksi gambar Harry Potter di rumah. Dan aku sambil memohon-mohon merayu Karima biar aku dibolehin minta gambar-gambarnya.


Aku suka pergi ke Yahoo di deket ursulin, naik sepeda onthel, buat sekedar membuka google dan mencari gambar-gambar Harry Potter. Padahal rumahku Colomadu dan bodohnya aku memilih Yahoo yang berkelas itu untuk sekedar membuka google image. Kok yo ra warnet murah waee .. -.-


Aku punya email, tapi aku nggak bisa menggunakannya.


Waktu UAS, ada gempa Yogyakarta.


Pernah mau ke masuk ke Ponpes Gontor, tapi nggak jadi, alhamdulillah. Pernah juga mau masuk Al-Islam, tapi guru tahfidz kurang setuju, alhamdulillah. Pernah juga mau disuruh saudara-saudara masuk SMPN 1. Tapi aku nggak mau, alhamdulillah. Akhirnya aku masuk SMPIT Nur Hidayah, alhamdulillah.
Read More»»

My Wonderful Childhood [SD] - Part 1

Akhirnya aku mendaftar juga di SDIT Nur Hidayah (disingkat SDIT untuk selanjutnya). Dulu parkirnya di gedung barat SDIT yang dulunya lapangan kosong. Aku sempet takjub, karena SDIT gedungnya 3 lantai. Sementara 2 sekolahku sebelumnya, cuma sekolah kecil yang ada di desa. Akhirnya aku semangat banget masuk sekolah di sana.

Setelah melalui serangkaian test, akhirnya aku diterima di sana. Kata orang masuk SDIT itu susah. Selain itu biayanya juga lebih mahal daripada sekolah lainnya. Alhamdulillah takdir membawaku ke sana. :)


Kalau aku pulang sekolah, ummi udah menyambut di ruang tamu. Setelah aku masuh, ummi tanya, "Tadi diajarin apa di sekolah?" Dan aku mulai bercerita apa yang aku lakukan seharian di sekolah.


Aku kenal sama seorang bernama Keke ketika penerimaan siswa. Ketika orangtua kami pada briefing, kami jalan-jalan memutari SDIT yang saat itu bagi kami besar sekali. Kemudian tiba-tiba Keke mengajakku ke kamar mandi, dia pingin pup, kemudian aku masuk ke kamar mandi yang setelah aku benar-benar menjadi murid di sana aku mengetahui bahwa itu kamar mandi laki-laki.

Aku pernah bolos sekolah di hari sabtu hanya karena disuruh ummi pakai kerudung bertali. Waktu itu hari sabtu, dan di hari sabtu SDIT pakai baju bebas. Aku udah sempet berontak nggak mau pakai jerudung bertali ke sekolah, "Nggak mau! Nanti kalo lepas aku nggak bisa nali. Trus yang naliin siapa, ummi?" Alasan konyol. Tapi ummi memaksaku memakai. Akhirnya pas aku sampai di sekolah dengan diantar abi, aku nggak mau turun dari motor. Akhirnya aku dikembalikan ke rumah. Trus aku nangis di kamar.


Aku suka main polisi-polisian sama temen-temen sekelas. Yang perempuan jadi polisi, yang laki-laki jadi maling. Nanti kejar-kejaran dan si polisi harus berhasil nangkep malingnya. Sampai akhirnya seorang temanku bernama Zakiyah bilang, "Eh, kalo laki-laki sama perempuan itu nggak boleh pegang-pegangan lho." Dan akhirnya permainan itu dihentikan karena kalo polisi mau nangkep maling kan otomatis harus pegang tangannya. Besoknya ketika berangkat sekolah, aku bilang ke abi, "Bi, kata temenku laki-laki sama perempuan itu nggak boleh pegangan ya?" Aku bingung karena waktu itu aku naik motor boncengan sama abiku dan aku biasanya pegangan abiku. Mendengar pertanyaanku, abi hanya tertawa.



Aku suka main buaya-buayaan. Kalau nggak naik di atas kursi hijau nanti gak selamat oleh buaya. Jadi kerjaan kita naik-naik kursi.


Aku suka main Laut Merah. Lantainya SDIT ada yang warnanya merah bata. Dan kita harus melewati lantai tersebut dengan melompat. Barang siapa yang lompatannya nggak tinggi, akan kecebur di Laut Merah.


Aku pernah ngompol di kelas.

Aku pernah diajari cara melipat baju, melipat kaos kaki, menali sepatu, menata boneka, table maner, jualan barang, dll. Semua dalam pelajaran Life Skill. Hihihi.


Ketika kelas 2 SD, anak-anak perempuan di kelasku terpecah menjadi 2 kubu. Ketika di kamar mandi, 2 kubu tersebut ciprat-cipratan air dari kamar mandi yang berbeda (kamarmandi dibatasi sekat tembok, tapi temboknya tidak menempel langit-langit). Kemudian kubu lawan menciprati kubuku dengan segayung air, dan yang kena adalah aku. Sampai di kelas, Pak Husni menyuruh kami bermaafan.


Setiap ada ujian, aku yang masih suka bermain bersama teman-teman kampung sering lupa waktu. Dan ummi pasti dengan susah payah mencariku dan kemudian menyuruhku pulang buat belajar.


Ketika kelas 1-3, kami sering sholat di kelas berjamaah. Dan bacaannya dikeraskan, kompakan satu kelas.

Aku tidak mau meninggalkan sholat wajib karena takut pada abiku karena abiku sering ngabsen sholatku. -.- Ampuni dosa hamba Ya Allah.. .


Kalau sholat dhuhur di masjid, kami suka ngobrol waktu sholat (terutama ketika sujud, haha). Jadi ketika seharusnya hidung menyentuh lantai saat sujud, kami malah menengok ke samping dan berbicara sambil ketawa-ketawa. Selesai sholat, guru kami selalu bertanya, "Hayoo, siapa tadi yang sholatnya sambil bicara?" Masa-masa kelam.


Kami suka pidak-pidakan kaki kalau sholat dan mengulur-ulur takbiratul ihram. :D


Ketika kelas 1, aku nggak tau mana yang lebih bagus antara ranking 2 dengan ranking 9. Aku pernah ranking 2 di cawu I. Di cawu selanjutnya aku jadi ranking 9. Tapi abiku bilang, "Selamat ya Yas. Rankingmu tambah besar angkanya." Dan parahnya, aku senang.


Aku suka banget Teletubbies. Aku punya 2 tas Teletubbies. ^^


Dulu model tas gledhekan sedang booming, dan aku juga punya. Gambarnya Piyo-piyo.
Read More»»

My Wonderful Childhood [TK]

Setelah hidup bertetangga di dekat rumah Mbah Iyem yang baik hati, aku pindah ke kontrakan lain, masih di desa yang sama.

Aku di sekolahkan di TK Pertiwi. Parahnya, ketika aku daftar TK di sana, aku berbisik ke ummi, "Ummi, di sini kan cuma ada kelas nol besar, nggak ada nol kecilnya." Jiah, aku sok tahu banget.

Aku bersahabat dengan seorang anak yang bernama Lia. Dia kebanyakan makan permen, giginya jadi gigis. Hahaha. Makannya ummi bilang, "Rajin-rajin sikat gigi, jangan banyak makan permen, nanti ndak gigis kaya Lia." Wkwkwk, ummi tega sekaliii .. Oiya, pensil warnanya bagus banget. Dan setiap aku minta ke ummi supaya dibelikan pensil warna yang sama, pasti nggak boleh.


Aku juga punya temen laki-laki, tapi aku lupa namanya. Dia dan gengnya adalah sekumpulan anak yang nakal. Sukanya njahilin anak perempuan dan dia suka banget ngece aku. Tapi kata guruku waktu itu aku nakal. Jadi nakal lawan nakal imbang.


Celana olahragaku TK udah bolong berkali-kali karena aku suka main prosotan. Seragam olahraga di kantor habis, jadi aku harus pakai seragam olahraga yang berbeda.


Aku belajar membaca sama ummi di suatu malam. Ummi sampai marah-marah karena aku nggak bisa, "Sisirrr huruf belakangnya apa?" Aku menjawab, "M? N? A?" Sampai akhirnya ummi bener-bener anyel dan menyuruhku tidur. Paginya, aku mendadak bisa membaca. Kemudian aku bilang ke ummi, "Ummi, huruf belakangnya sisir itu R kan?"


Aku juga dikasih tau sama ummi kalo huruf NG itu dibaca 'eng' sedangkan NY dibaca 'eny'. Paginya, waktu jalan-jalan olahraga bareng temen-temen sekolah, kami menemukan tulisan dengan huruf NG. Temen-temen sekelas sibuk mengeja huruf tersebut, terus aku bilang, "NG itu bukan dibaca 'eneg', tapi 'eng'!"


Aku dan tetanggaku, Okky, pergi ke kebon pisang tiap sore buat cari ulat. Aku juga diajari memanjat pohon sama Okky. Pokoknya waktu itu kelam banget!


Aku suka main ke rumah Okky, dia tinggal sama eyangnya, eyang Rumengan. Eyang Rumengan baik banget sama aku dan Muna. Beliau suka memberi boneka atau makanan. Hihi.


Aku dibeliin ummi celengan di tokonya Mbah Rejo, toko di seberang masjid tempat aku nantinya TPA.  Setiap hari aku nyelengi. Tapi kalau aku mau berangkat sekolah, celengan itu aku taruh di deket jendela ruang TV. Nah, kalau pas istirahat di sekolah aku kekurangan uang jajan, aku lari ke rumah buat ambil duit secara paksa di celengan tersebut. Cukup melongok lewat jendela, nggak perlu masuk rumah.


Aku pernah nanem taneman di depan rumah tapi nggak ada akarnya. Trus temenku yang kebetulan melihat ulahku bilang, "Kalo nanem taneman tapi nggak ada akarnya nanti bisa jadi duri banyak banget lho." Karena takut rumahku berduri, langsung aku cabuti semua tanamannya.


Aku sebel banget kalau mbak pembantuku nggak bukain pintu rumah waktu aku pulang sekolah. Digedor-gedor pintunya tetep nggak nongol orangnya. Akhirnya aku berinisiatif nyari pembantuku yang nggak taunya lagi pacaran dengan seorang pemuda yang tidak diketahui namanya.


Aku pernah kecipratan sambel waktu aku beli lotis. Trus aku nangis.


Aku dulu sama ummi sering pergi ke wartel buat telpon abi. Dan sekali telepon, antrinya panjaaaang banget. Maklum, belum jaman telpon genggam.


Aku pernah naik bis tingkat di Solo.


Aku TPA di Masjid deket warungnya Mbah Rejo.  TPAnya besar. Dibagi menjadi kelas-kelas, sesuai dengan kemampuan membaca Al-Quran nya. Kalau di kelas, temen-temen sekelas sering kagum sama tasku karena tasku itu tutupnya lucu, kalau dipencet buka. Modelnya kaya tas orang Jepang, tapi slempangan dan cewek banget. Warnanya ijo. Padahal tas itu lungsuran dari tanteku atau mungkin ummiku.


Aku pulang sendirian, nggak dijemput ummi. Kalo pulang lewat sawah dan lapangan, nanti pasti celananya ketempelan taneman Tumo Kathok. Kalo lewat jalan deket rumah kontrakan lama, nanti lewat warungnya bapak yang jual mie ayam. Dan pasti beliau nyapa, "Yasmiiin, baru pulang TPA ya?"


Aku pernah ke museum Dirgantara bareng anak-anak TPA.


Aku nggak bisa bedain kata piket dengan tiket. -.-


Aku dibeliin ummi alat dokter-dokteran. Dan aku seneng banget.


Aku pernah makan mie ayam dan kebanyakan pakai saos. Malemnya, perutku sakit.


Aku pernah njatuhin Muna dari sepeda waktu aku sepedaan di dalam rumah. -.- Trus aku dimarahin.

Aku sukanya ngelihatin pasiennya ummiku yang albino. -.- Kukira dia udah tua tapi kekanan-kanakan. Ternyata albino ..


Aku pernah memelihara ikan koi dan selalu mati.


Kadang-kadang, setiap sore yang cerah, aku, muna, dan pembantuku pergi ke lapangan buat nangkep capung. Kemudian capung-capung itu ditaruh di plastik dan dibawa pulang. Di rumah, aku punya toples khusus buat capung. Aku masukin capung itu dan aku tutup tutup toplesnya. Beberapa hari kemudian, capung-capung itu mati. Kemudian aku ganti dengan capung-capung yang lain. Semoga Allah mengampuni dosaku. 


Aku pindah ke Colomadu waktu aku TK nol besar, karena ummi udah selesai PTT. Di sana aku disekolahkan di TK Bhakti X Gawanan, TK Islam, tapi pakai kerudungnya cuma sekali seminggu.


Aku pernah ikut lomba drumband, tari, dan mewarnai.


Di TK, bu guru selalu memberi PR menulis di hari tertentu. Biasanya menulis biasa, tapi suaru hari aku mendapat PR huruf yang nggak aku kenal sebelumnya. Aku langsung tanya ke temen-temen, "Eh, kok PRnya kayak gini tho hurufnya?" Tapi ternyata PRku beda sendiri dengan PR teman-temanku yang semuanya huruf biasa. Pas di rumah, aku lapor ke ummi kalo aku dapet PR huruf aneh. Beliau bilang, "Ini huruf tegak bersambung." Aku pun dibantuin ummi nyelesain PR tersebut, tapi pas ngerjain PR aku malah nangis karena nggak bisa ngerjain. (sifat yang kadang masih kebawa sampai sekarang)


Aku pernah ngisi perpisahan dengan tari. Tapi di panggung, jarikku lepas. Vulgar. -.-

Aku harus lanjut sekolah ke SD. Temen-temenku sekelas banyak yang mau sekolah di SDN Gawanan 1. Tapi banyak juga yang mau sekolah di Solo. Habis itu aku bilang ke abi, "Bi, aku besok sekolahnya di Solo ya?" Abi bilang, "Iya, kamu mau gak sekolah di SDIT Nur Hidayah?" Aku menjawab, "Nggak mau. Maunya di Solo!"
Read More»»

Friday, April 8, 2011

My Wonderful Childhood [pre-TK]

Gara-gara liat video dan foto-foto SD, otakku jadi flashback ke masa lalu di mana aku masih polos, lugu dan imut-imut. Dan mendadak aku jadi ingin nostalgia dengan masa kecilku yang unyuu itu. Mulai dari kenangan paling lawas yang masih bisa gue inget, sampai kenangan yang seperti baru kejadian kemarin .. Let's check it out!

Asal Usul Nama YASMIN ZAHIRAH
Aku lahir di Solo, 4 Juni 1994. Tepatnya di PKU Muhammadiyah Surakarta. Kemudian aku diberi nama Yasmin Zahirah, bukan oleh kedua ortuku, tapi oleh rekan ortuku. Jadi ceritanya, temen ortuku itu 'halim' beberapa bulan sebelum ummiku 'halim'. Tapi setelah jalan beberapa bulan, beliau keguguran. Padahal beliau sudah menyiapkan nama yang baguuuus banget untuk anaknya (kalau anaknya perempuan), yaitu Yasmin Zahirah. Kemudian beliau mengusulkan nama itu ke kedua ortuku, supaya kelak jika aku lahir aku diberi nama Yasmin Zahirah.


Aku Nakal!
Aku tinggal di Colomadu, Karanganyar, bersama kedua ortuku tercinta. Abiku seorang pegawai Bulog, sedangkan ummiku masih kuliah atau mungkin udah Koas (ummiku dokter). Ortu sibuk semua, jadi setiap hari aku dititipin sama seorang mbah yang tinggal satu desa sama aku, panggil saja Mbah To.  Bersama Mbah To, aku diajak angon wedhus. Dan tiap pulang dari rumah Mbah To, aku pasti bau kambing. HAHAHAHA.


Kata ummi, ummi pernah ngurung aku di kamar gara-gara aku ngganggu ummiku nyuci. Waktu itu ummi banyak tugas kuliah, cucian numpuk, dan aku rewel. Trus akhirnya aku dibikinin susu, trus dikancing ummi di kamar. Aku nangis dan nggedor-nggedor pintu kamar karena aku suka main air, jadi nanti ngrusuhi ummi nyuci padahal tugas-tugas ummi yang lain masih banyak. Ee, pas ummi selesai nyuci, aku udah diem. Trus ummi masuk kamarku, di sana ummi mendapati aku sudah tertidur lelap dengan botol susu yang sudah habis, dengan napas masih sesenggukan dan air mata bekas nangis di pipi. Aku selalu ngempet nangis kalau denger cerita ini. Apalagi kalau ummi selesai cerita kisah ini, ummi pasti bilang, "Maaf ya, anakku." :')

Ketika umurku 2,5 tahun, aku punya adik. Namanya Munadhia. Kata abi, Munadhia namanya panjang banget dan diambil dari Q.S. Ali-Imron:193. Robbanaa innanaa sami'naa munaadiyay yunaadiilil iimaani an aaminu birobbikum fa aamanna .. Kalau ditanya, "Yasmin adik barunya namanya siapa?" Aku menjawab, "Munaadiyay yunaadiilil iimaani an aaminu birobbikum fa aamanna.." Adikku lahir subuh-subuh. Dan malemnya aku ditinggal ummi-abi di rumah bersama Mbak Marni, mbak yang bantu-bantu di rumah. Trus paginya aku bersama Bulik dan Om Agus, tetanggaku, nyusul ke rumah sakit. Aku masih inget banget.

Kata abi, aku pernah ngelempar adikku pakai kerikil waktu adikku masih bayi. Akibatnya, aku dihukum abiku dikurung di kamar mandi dengan lampu dimatiin sampai aku nangis kejer-kejer.



Aku pernah kecebur di kolam ikan depan rumah. -.-


Aku sering dibikinin mbahku baju yang samaan sama sepupu-sepupuku yang kebetulan hampir semuanya perempuan. Itulah enaknya punya mbah uti yang seorang penjahit. Ummiku juga sering beliin aku baju dan barang-barang samaan sama adiiku. Trus kita sering memakainya bersamaan. Jadi kalau ketemu tetanggaku, mereka sering bilang, "Ee, anak kembar."


Setelah kira-kira adikku udah bisa merangkak, aku, adikku, dan ummiku pindah ke Klaten karena ummi harus PTT. Sedangkan abiku tetep di Colomadu tercinta karena kerjaan tidak bisa ditinggalkan. Di sana ortuku nggak beli rumah, tapi cuma ngontrak. Rumah kontrakannya tetanggaan sama Candi Prambanan, jadi setiap minggu aku jalan-jalan ke sana.


Di samping rumahku, ada tetangga yang namanya Mbah Iyem. Mbah Iyem punya warung tempat jualan sayur. Sebagai tetangga yang baik, keluargaku kalau beli sayur di situ dan aku sering banget jadi orang yang disuruh beli, padahal aku masih kecil banget. Dulu pernah ketika beli sayur aku ngelempar uang ke Mbah Iyem gara-gara aku anyel sama ummi yang sukanya nyuruh aku belanja. Wadoooh, aku sampai pekewuh sama Mbah Iyem.


Aku pernah dikroyok semut merah. Waktu itu tetanggaku depan rumah nebang pohon. Dalam waktu yang bersamaan, aku sama ummi main ke sana. Ummi bilang, "Yasmin, jangan pegang-pegang pohon ini lho ya. Banyak semut merahnya, nanti sakit kalo digigit." Pancen bocah penasaran akhirnya aku megang-megang pohon itu dan kemudian aku dikroyok semut. Merah-merah semuanya .. :(


Aku pernah dengan polos mainan air bersama anak-anak di kampungku. Airnya dimasukin botol, kemudian dikocok-kocok sampai berbusa dan buthek. Kata mereka, "Air kalo udah dikocok-kocok itu jadi bensin lho."


Aku pernah makan tanah! Ini adalah salah satu hal gila yang pernah kulakukan dan kebetulan aku ingat. Aku sama temen-temenku main pasaran. Di depan rumah, kita mengumpulkan peralatan dari dapur, seperti mangkok, sendok, dll. Setelah itu kita jualan bubur. Buburnya dibuat dari tanah yang diberi air. Kemudian dibubuhi dedaunan dan bunga-bungaan. Dan dengan bodohnya aku ngerasain bubur gadungan itu. Tobat deh, rasanya nggak enak! Aku langsung lari ke rumah buat kumur-kumur.

Aku pernah lihat temenku yang merupakan tetanggaku madi pakai areng dan kerama pakai sabun mandi. Anak kecil di desa kan sering dimandiin di luar rumah. Dan waktu itu aku kebetulan lewat dan melihatnya dimandiin dengan cara seperti itu. Sampai rumah, aku ambil ember dan langsung keramas pakai sabun mandi. 


Aku suka pamer. Waktu itu abiku mengunjungi aku, Muna, dan ummi di Klaten. Trus kita jalan-jalan ke Candi Prambanan. Abi beliin aku balon yang di dalemnya ada balon lagi. Pokoknya lucu. Habis pulang dan sampai di rumah, aku langsung ngacir ke rumah temenku sambil membawa balon. Ee, belum sampai ke rumah temenku, balonku udah pecah karena kena panas matahari. -.-
Read More»»