Saturday, February 5, 2011

Video Pertaruhan Nyawa

Bila ku ingat masa kecilku
Ku slalu menyusahkanmu
Bila ku ingat masa kanakku
Ku slalu mengecewakanmu

Banyak sekali pengorbananmu
yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
kau berikan semua itu

Engkaulah yang ku kasihi
Engkaulah yang ku rindu
Kuharap slalu doamu
dari dirimu ya ibu

Tanpa doamu, tak kan kuraih
Tanpa doamu, tak kan ku capai
Segala cita yang kuinginkan
dari dirimu ya ibu ..
- Ibu-Hawari -

Hari ini pelajaran biologi tampak lebih mengesankan daripada biasanya. Bu Rini Hastuti, guru biologi SMAN 1 Surakarta, menayangkan 3 buah video pertaruhan nyawa. Video dengan durasi kurang lebih 15 menit tersebut menurutku dapat menggantikan rentetan ceramah yang biasa kita dengar selama belasan tahun hidup kita. Jika orang-orang bijak dengan susah payah menjejalkan tausyiah melalui telinga kita tentang pentingnya menghormati orangtua, maka video itu dengan mudah mengajak kita melalui hati. Apa isi 3 buah video tersebut ? 3 buah video yang berisi 3 macam kasus proses persalinan (yang semuanya mengerikan).

Dari video tersebut kita dilihatkan mulai dari proses pembukaan mulut rahim. Dulu sering kita dengar ketika akan melahirkan mulut rahim dapat membuka kira-kira satu jengkal tangan orang dewasa. Kukira itu hanya penjelasan yang melebih-lebihkan, sekalipun tidak pernah terbayang bahwa mereka sedang bicara fakta.
Kasus pertama, pembukaan mulut rahim belum sempurna, sementara bayi sudah siap keluar dan berada di jalan lahirnya. Kepala bayi sudah terlihat tapi jalan lahir tidak memadai untuk dia keluar. Apa boleh buat, jika tidak segera dikeluarkan maka bayi dapat mati. Akhirnya sang suster atau dokter merobek perineum (daerah antara vagina dan anus). Jalan lahir semakin lebar dan darah mengucur deras. Bayi pun perlahan-lahan keluar. Dan semua itu dilakukan TANPA BIUS!

Kasus kedua, pembukaan mulut rahim membuka sempurna. Dokter hanya perlu sedikit merangsang perineum supaya membuka lebih lebar. Dan akhirnya bayi dapat keluar tanpa hambatan.
Kasus ketiga, kelahiran caesar. Hal ini dilakukan karena beberapa faktor, seperti karena posisi kepala bayi yang melintang, adanya tumor pada jalan lahir, atau karena panggul sang ibu sempit. Pembedahan perut dilakukan. Pembedahan ini adalah pembedahan yang pernah kita lakukan pada praktikum biologi ketika SMP dan SMA. Bayangkan saja pembedahan yang biasa kita lakukan pada hewan diterapkan pada manusia. Saat itu, sang dokter membedah perut dan selaput janin (amniochorionic membrane). Selaput janin ini yang kita kenal dengan ari-ari. Setelah itu bayi dikeluarkan bersama selaput janin.

Pada kasus kelahiran normal, setelah bayi berhasil keluar maka ternyata ibu juga harus mengejan lagi untuk mengeluarkan selaput janin yang masih ada di dalam perut. Hmm.. Tapi bukan berarti kelahiran caesar lebih ringan. Justru menurut orang-orang yang telah mengalami, kelahiran caesar lebih berat dibandingkan kelahiran normal karena rasa sakitnya masih terasa sampai beberapa hari setelah proses melahirkan.

Setelah menyaksikan 3 buah video pertaruhan nyawa tersebut, Bu Rini Hastuti hanya menyampaikan pesan sederhana:
  1. Hormati orangtuamu, terutama ibu. Mereka bahkan mempertaruhkan nyawanya demi kamu. Patuhi perintah mereka dan jangan kecewakan mereka.
  2. Hargai perempuan.


Do it ! While the time is available for you ..

2 comments:

Leave your comment here ..