Setelah puas bermain di Game Fantasia, kami jalan-jalan ke tempat jualan Ipod, ipad, dll. Uniknya, di sana kita bebas dan gratis mencoba alat di sana. Ya udah, aku tidak menyianyiakan kesempatan. Dan jujur aku mengakui, ini baru pertama kalinya aku memegang ipad dan ipod. Hehe. Laptopnya bagus banget. Bentuknya tipis mirip tissue toilet. Haha. OS yang digunakan bukan windows seperti yang ada pada komputer atau laptop kebanyakan, tapi pakai Mac OS alias OS khusus untuk komputer keluaran apple. Keren banget. Selain mencoba laptop, aku juga mencoba Ipod. Dan aku tidak bisa menggunakannya T_T. Setelah itu aku juga mencoba komputer ukuran super jumbo yang tidak menggunakan CPU. Aku kurang tahu bagaimana caranya kenapa monitor komputer bisa menyala serta bagaimana mouse dan keyboard bisa terhubung ke monitor tanpa CPU. Yang pasti, itu keren banget.
Tiba-tiba..
"Cah, kumpul sek. Hapene Dhika ilang." Ayu berbisik padaku.
Kemudian aku dan teman-teman berkumpul di depan eskalator, sejenak melupakan kekaguman pada ipad, ipod, laptop, dan komputer tanpa CPU. Sementara itu, Dhika dan beberapa orang temanku pergi ke lantai ground untuk lapor ke satpam. Sementara yang lain berpikir bagaimana cara kita mengurus hape tersebut tanpa harus ketinggalan kereta terakhir karena saat itu hari sudah sore.
Setelah itu kami menyusul Dhika ke ground. Baru saja turun dari eskalator, kami mendengar ibu-ibu berteriak dan berlari disusul dengan orang-orang di belakangnya. Aku bingung saat itu karena keadaan mall menjadi carut marut dan mencekam. Aku tahu ada bahaya datang, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sehingga aku memegang erat lengan kedua temanku yang ada di sampingku. Sementara itu teman-temanku yang lain sudah ada yang berlari untuk berlindung.
Tiba-tiba kulihat dua orang mas-mas jotos-jotosan. Badannya sampai dibentur ke tembok. Ngeri! Aku belum sempat lari waktu itu karena masih terpaku dengan apa yang kulihat. Hingga tanpa sadar, ada mas-mas di belakangku yang juga sedang berkelahi. Jadi ternyata yang jotos-jotosan tidak hanya sepasang, tapi banyak! Alhasil, aku yang lelet berpikir itu sempat terkena tendangan maut mas-mas yang jotos-jotosan di belakangku. Sakit memang. Dan baru karena tendangan itulah aku akhirnya lari. Begitu juga temanku yang kupegang erat lengannya. Kakinya kena injak mas-mas yang berkelahi, sampai merah warnanya.
Setelah para mereka yang berkelahi itu ditangkap oleh pak satpam, aku dan teman-teman yang sempat berpencar itu berkumpul kembali.
"Durung rampung masalah Dhika, saiki ono mas-mas tawuran. Wis, sesuk meneh tobat ra sah ning Amplas. Sesuk nek liburan ning TW wae ben tentrem."
"Eh, kui rak mas-mas sing nge game bareng awak dewe ning game fantasia kan?"
"Ho.o."
"Mungkin rak nek mase sing njupuk? Mau tase Dhika yo sempet ilang ning Game Fantasia."
"Mungkin banget! ayo ngomong satpam sing nyidang mas-mase. Nyuwun tulung sisan nggledhahi tase mase."
Singkat cerita, kami muter-muter. Naik ke atas, turun ke bawah, jalan ke depan, mundur ke belakang, untuk mencari hape temanku tersebut yang sialnya bukan hape miliknya, tetapi milik kakaknya. Tipe hapenya Nokia E63, cukup menarik perhatian juga karena bisa dibilang hape bagus.
Pada akhirnya, pak satpam tidak menemukan hape tersebut di tas mas-mas yang berkelahi itu. Kami terpaksa pulang tanpa memperoleh kembali hape Dhika karena kereta terakhir menuju Solo akan segera berangkat.
Kami naik Trans Jogja lagi menuju Stasiun Tugu. Kami mengira kereta terakhir berangkat pukul 18.15. Tapi ketika kami akan membeli tiket, hmm.. kereta terakhir jam 19.00. Dan baru saja jam 17.30 kereta menuju Solo berangkat. Ouhh! Kita tertinggal beberapa menit. Tapi ya sudahlah.
Akhirnya kami naik kereta Prameks terakhir pukul 19.00. Kami tiba di Solo sekitar pukul 20.00, sambil disambut oleh gerimis hujan. Kami pun pulang, tanpa oleh-oleh. Hanya cerita dan kenangan.
Pelajaran yang bisa diambil dari hari itu:
Pelajaran yang bisa diambil dari hari itu:
- Pesan abi sebelum aku berangkat ke Jogja : "Hati-hati. Barangnya dijaga baik-baik. Tas ditaruh di depan. Jangan smsan atau ngetokke dompet sak penake di tempat ramai."
- Kalau kamu berusaha dan kamu bener-bener laper, maka makan sumpit tidak akan sesulit yang kita kira. Wkwk.
- Menjadi orang luar negeri itu melelahkan dan cukup membuat badan njarem semua meskipun cuma sehari. Perginya naik kereta dan bus, setelah itu jalan kaki ke manapun kita pergi.
- Sahabat adalah orang yang menerimamu sebagaimana adanya. Dengan mereka kamu bisa menangis, tertawa lepas, tanpa harus menyembunyikan bagaimana dirimu sebenarnya.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment here ..