Saat itu, mulai muncul niatku untuk mendaftar SMAIT. Sayangnya orangtuaku tidak setuju, bukan karena SMAIT tidak baik,"Kalau kamu punya tujuan, ditenani dulu. Optimis biar ketrima. Jangan setengah-setengah."
"Tapi ini susah, Mi, Bi. Meskipun nantinya nilai UN-nya 90 pun belum tentu bisa diterima." kataku. Saat itu nilai UN memang belum diumumkan.
"Udah kebacut SMANSA. Ditenani SMANSA dulu aja, daftar SMAITnya gelombang 2 kalau semisal SMANSAnya nggak keterima." kata orangtuaku.
"Lhooo.. Kalo SMAIT nggak membuka gelombang 2 nanti gimana? Temen-temenku yang daftar SMAIT banyak banget." kataku.
"Ya udah, berarti PSB Online SMAN 4." Mereka menjawab santai.
Wah, lha kok penak men. SMAN 4 kan termasuk favorit. Nek misalnya nilai UNku tidak sesuai harapan kan juga nggak bisa masuk SMAN 4.
Setelah peristiwa negosiasi tersebut, aku pun menjalani serangkaian test yang ribet itu. Barulah kusadari, "Kok soalnya susah banget sih? Kayaknya kemungkinan besar nggak diterima." Perasaanku campur aduk. Yang bisa kulakukan adalah berdoa supaya diterima, kalaupun tidak diterima, semoga SMAIT membuka gelombang kedua karena aku tidak punya minat masuk SMAN 4 meskipun masuk ke sana juga susah.
Setelah itu nilai UN diumumkan. Alhamdulillah, sesuai dengan yang dicita-citakan. Dan beruntungnya lagi, SMAIT membuka gelombang kedua. Aku pun mendaftar, sekalian langsung test. Test masuknya berbeda dengan SMAN 1 Surakarta jika dilihat dari tingkat kesulitan soalnya. Harapan untuk diterima di SMAIT pun muncul. Sayangnya, test wawancara memaksaku untuk jujur bahwa aku telah mendaftar di SMAN 1 Surakarta dan hanya menjadikan SMAIT sebagai cadangan sekolah jika nanti aku tidak diterima di SMAN 1 Surakarta. Memalukan.
Berita yang sempat membuatku cemas adalah pengumuman seleksi gelombang 2 SMAIT yang seharusnya bersamaan dengan pengumuman seleksi masuk SMAN 1 Surakarta diajukan dua hari. Kenapa khawatir? Bukan apa-apa, hanya urusan administrasi sekolah. Tapi ternyata administrasi itu tidak perlu diurus karena aku malah dinyatakan sebagai siswa cadangan di SMAIT. :(
Dua hari setelah itu, SMANSA menerimaku menjadi murid di sana. Alhamdulillah.. Dan esoknya, SMAIT meneleponku, memberitahukanku bahwa aku diterima di SMAIT karena siswa yang sebelumnya diterima banyak yang mengundurkan diri. Hehe, sebenarnya aku tahu akan banyak yang mengundurkan diri karena beberapa dari mereka adalah teman-temanku yang diterima di SMAN 1 Surakarta. Tapi mau bagaimana lagi, hari itu juga aku telah mengurus daftar ulang di SMAN 1 Surakarta.
Jadi, jika ditanya kenapa memililih SMANSA, alasan yang tepat adalah karena memang aku diterimanya di tempat itu.
anak saya juga waktu MOS disuruh nulis "motifasi masuk smansa".. nah saya googling aja kata kunci yang saya kasih tanda petik itu ... eh taunya ke blog ini.. lumayan bisa menginspirasi.. terimakasih untuk tulisannya ya.. salam
ReplyDeleteSiaaap :))
Deletekeren kak mengispirasi bngt, mkasih yaaa :D
ReplyDeleteSama-sama. Senang bisa bantu :)
ReplyDelete