7 Juli 2011
Hari itu adalah hari kamis pekan terakhir liburan. Terkisah, empat orang anak ababil sedang mencari kegiatan di detik-detik terakhir liburan meteka. Mereka adalah Endera, Annisa, Nadiya, dan aku. Ya, harus diakui, aku juga menjadi salah satu dari empat anak ababil tersebut. -___-
Kami pergi berkemah untuk mengisi detik-detik terakhir liburan kami. Sekitar pukul lima sore hari, kami bergegas berangkat menuju area perkemahan. Kami berangkat sendiri-sendiri, dan aku adalah orang kedua yang tiba di sana setelah Endera. Karena area perkemahan masih sepi, kami pergi dulu untuk menyiapkan bekal. Tidak jauh-jauh, ada sebuah toko yang cukup megah di sana, namanya Indomar*t. Kami pun memutuskan untuk membeli bekal di sana.
Setelah bekal tercukupi, kami kembali ke area perkemahan. Tidak lama setelah aku dan Endera kembali, Nadiya datang dengan membawa tenda dan peralatan lainnya. Senangnya .. Karena senja telah tiba dan matahari akan segera tenggelam di batas cakrawala, kami segera mendirikan tenda kami, tempat yang rencananya akan kami jadikan tempat tidur.
Ternyata membuat tenda sangat lebih sulit dibanding tidur di dalamnya. (yaiyalah!) Aku, Endera, dan Nadiya menghabiskan waktu yang cukup lama untuk dapat membuatnya berdiri dengan benar. Oh tidaaak! Matahari sudah melambaikan tangan, bersiap pergi meninggalkan kami. Tapi kami beruntung, masih ada bulan, bintang, dan kerlip lampu di sekitar arena perkemahan yang mau membantu kami.
Dan TARAAA ..! Tenda kami berhasil berdiri. Setelah sholat dan mengucap syukur kepada Allah, kami mencari makanan di sekitar perkemahan. Ketika meninggalkan arena perkemahan, kami bertemu dengan Annisa. Lengkap sudah anak ababil berkumpul. Kami segera bergegas berangkat.
Kami melewati jalan terjal dan gelap. Yaa, biasalah kemah. Mana ada yang serba instan? Di ujung kegelapan, kami menemukan cahaya. Itu dia yang kami cari. Kami menyebutnya dengan istilah HIK, alias Hidangan Istimewa Kampung. Aku makan dua bungkus nasi kucing dan segelas es teh. Menyenangkan sekali makan di HIK, meski remang-remang, tapi murah dan dijamin kenyang. Apalagi ditraktir sama Endera. Seru abislah.
Setelah itu kami kembali ke arena perkemahan. Di perjalanan kami sempatkan mampir di Indomar*t untuk (lagi2) membeli bekal. Dan mereka utang aku. Hahaha.
Inilah kemah gaya 2011!! Kami menyiapkan perangkat pendukung kegiatan kami, yaitu laptop, charger laptop, dan oloran. Malam itu kami berencana nonton film horor semalaman. Untuk mengurangi rasa horor di sekitar arena perkemahan, kami memasang lampu-lampu kerlap-kerlip yang unyuu di sekitar tenda.
Oiya, kami tidak menghabiskan malam di dalam tenda. Kami menonton film dan tidur di luar tenda, bersama karpet, bantal, selimut, sembari menikamati keindahan langit. Ternyata enak juga tidur di bawah bintang.
Dan seperti yang udah gue duga sebelumnya. Kami nggak bakal bener-bener nonton film horor. Kami hanya menimati sebuah film horor korea yang juga cenderung ke drama, filmnya menguras otak, bukan adrenalin. Hahaha. Dan tahukan teman-teman apa yang kita tonton setelah itu? We Got Married (WGM) Khuntoria dari episode 1 sampai episode tak terhingga. Bagi yang belum tau, WGM itu adalah salah satu reality show favorit di Indonesia dan Korea yang isinya hal-hal lucu dan romantis. Cari tau sendiri yaa ..
Kami menonton WGm sampai pagi. Aku izin tidur duluan jam 1 pagi, sedangkan tiga teman ababilku, tidur jam 3 pagi.
Paginya, kami bangung kesiangan. Bagi kami alarm cuma mitos karena tidak benar-benar berfungsi. Kami bangun jam 05.15 dan baru sholat subuh jam 05.30. Payah. Rambut kami lepek, basah, dijatuhi embun. Kulit kami meringding kedinginan dibelai angin pagi. Beginilah suasana ketika menyatu dengan alam. Setelah itu kami lanjut nonton WGM, dan baru beres-beres yenda ketika matahari sudah berada tepat di atas kami.
Tampilan kami waktu nonton pilm |
NB:
Lokasi kemah di lantai 3 rumah Endera Ayu Luviana, Fajar Indah, Colomadu, Karanganyar. :D
Hahaha... Kemah neng ndi ta?
ReplyDeletefajar indah tik ..
ReplyDeletekemah di rumah temen .. hoho.